Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

180 Pembicara Dalam dan Luar Negeri Ramaikan Ubud Writers & Readers Festival 2019

17 September 2019   18:09 Diperbarui: 17 September 2019   18:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ubud Writers & Readers Festival 2018 | dok: PR UWRF

Penyelenggaraan Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2019 sudah semakin dekat. Setelah pada bulan Juli lalu UWRF meluncurkan tiket Early Bird dan mengumumkan 16 nama pembicara tahap awal, perhelatan sastra dan seni terbesar di Asia Tenggara ini resmi meluncurkan Main Program dan daftar lengkap nama lebih dari 180 pembicara yang terdiri dari penulis, jurnalis, seniman, sutradara, pegiat, dan tokoh penting lainnya yang berasal dari 30 negara.

Pada tanggal 23-27 Oktober mendatang, mereka akan hadir dalam lebih dari 170 program di lebih dari 70 lokasi di Ubud, yang tahun ini menempati urutan keenam dalam daftar 15 Kota Terbaik di Dunia versi Travel + Leisure.

Program lima hari penuh percakapan, panel diskusi, acara spesial, pertunjukkan musik dan seni, lokakarya penulisan, dan banyak lainnya ini disebut The Telegraph sebagai salah satu dari lima festival sastra terbaik dunia untuk tahun 2019.

Pada pengumuman pembicara tahap awal, telah disebutkan nama-nama sastrawan dan penulis terkemuka antara lain Seno Gumira Ajidarma, Azhari Aiyub, Laksmi Pamuntjak, dan Andreas Harsono. Kini deretan penulis dan seniman yang bergabung dalam UWRF 2019 antara lain penulis fiksi dan non-fiksi yang mengetuai Komite Dewan Kesenian Jakarta sejak 2016 Yusi Avianto Pareanom, dan mantan jurnalis Kompas sekaligus jurnalis pertama penerima penghargaan Yap Thiam Hien untuk Hak Asasi Manusia kategori Human Right Educator tahun 2003 Maria Hartiningsih.

Sebagai wadah utama bagi Indonesia untuk menjembatani para penulis dan senimannya ke hadapan dunia, selain lima penulis yang memenangkan kompetisi Emerging Writers tahun ini, dengan bangga Festival juga akan menyambut penulis kumpulan puisi dan novel Faisal Oddang, yang baru saja menerbitkan novel Raymond Carver Terkubur Mi Instan di Iowa, penulis kumpulan puisi Theoresia Rumthe, perancang mode yang mendedikasikan dirinya untuk memajukan arah mode tekstil Indonesia dan Asia Didiet Maulana, seniman patung dan instalasi, sekaligus penggagas ogoh-ogoh tanpa styrofoam Marmar Herayukti, serta seniman pertunjukan yang dikenal secara internasional yang karyanya fokus pada aspek budaya, sosial dan politik Melati Suryodarmo.

Pertunjukan Film di UWRF 2018 | Dok: PR UWRF
Pertunjukan Film di UWRF 2018 | Dok: PR UWRF

Karya Seni dan Film

Beberapa ilustrator muda ikut meramaikan UWRF antara lain seniman visual Lala Bohang yang dikenal dengan serial ilustrasinya The Book of Siblings, ilustrator yang berkolaborasi dengan Dewi Lestari untuk sampul buku Aroma Karsa Hezky Kurniawan, pencipta karakter ChooChoo dalam buku You're Not As Alone As You Think Citra Marina, serta ilustrator yang fokus pada proyek berkisah dan yang berhubungan dengan buku Kathrin Honesta. Tidak ketinggalan, Rizka Ramli, pelajar dan ilustrator dari Makassar yang menjuarai Kontes Komik Superhero Sekolah UNICEF.

Sebagai festival sastra yang secara konsisten mendukung dan mengikuti arus perkembangan industri film Indonesia, UWRF juga akan menghadirkan sutradara kawakan Indonesia Garin Nugroho, sutradara film eksperimental sekaligus novelis, Richard Oh, serta penulis skenario di balik film-film paling menakjubkan Indonesia, Rayya Makarim. Mereka hadir untuk membuka mata pengunjung festival akan sisi paling menarik sekaligus menantang dalam berkarya di balik industri perfilman.

Sementara itu, beberapa nama pembicara yang pernah hadir dalam Festival pada tahun sebelumnya dipastikan kembali untuk berbagi ilmunya dalam UWRF 2019 antara lain penulis Leila S. Chudori, pelopor Kelas Cerpen Kompas Putu Fajar Arcana, serta seniman sekaligus pegiat gender Eliza Vitri Handayani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun