Mahasiswa Mercu Buana mengadakan acara "Berbicara Tanpa Suara" yang bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap teman-teman tuli dan mengenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat dengar di Indonesia. Acara yang diselenggarakan pada 27 April 2019 di Kopi Tuli (KOPTUL) diinisiasi oleh tiga mahasiswa Mercu Buana yaitu Vista Yearlica, Martin, dan Ellsah Hairani.
"Berbicara Tanpa Suara" mendapat sambutan yang tinggi dari masyarakat umum sebab jumlah peserta mencapai 100 orang. Hal tersebut menunjukkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap teman tuli sangat besar. Dalam acara ini hadir pula pengurus Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kepemudaan, Siti yang berbagi pengalaman berkomunitas bersama teman tuli di Indonesia. Selain itu ada pula sharing session dari teman-teman tuli yang turut hadir dalam acara ini. Mereka berbagi bagaimana mereka berjuang mendapatkan hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya.
Melalui acara ini, mahasiswa Mercu Buana berharap dapat mengubah pola pikir serta pandangan masyarakat Indonesia terhadap teman tuli agar mereka dapat beraktivitas secara nyaman dan mendapatkan hak yang sama dengan masyarakat lain pada umumnya. Selain itu, panitia berharap acara yang mengangkat fokus kepedulian terhadap teman tuli akan lebih banyak lagi sehingga dapat meningkatkan kepedulian dan menambah pengetahuan masyarakat umum terhadap bahasa isyarat dan cara berkomunikasi dengan teman tuli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H