Pagelaran penganugrahan bagi para pelaku content marketing di Indonesia, Indonesia Content Marketing Awards, digelar untuk kedua kalinya dengan lebih meriah. Selain menganugerahi sebanyak 21 penghargaan kepada para pelaku industri, pagelaran ICMF 2019 yang pertama juga menghadirkan delapan pembicara ternama yang berbagi pengalaman mengenai tantangan dalam dunia content marketing.
Ajang penghargaan Indonesia Content Marketing Forum (ICMF) dan Indonesia Content Marketing Awards (ICMA) 2019 telah usai digelar pada Rabu (27/3/2019). Acara yang diselenggarakan oleh KG Media, Grid Story Factory dan Grid Voice di Ballroom Djakarta Theater ini menjadi pusat perhatian berbagai kalangan bisnis.
Tak kurang dari 700 perwakilan pelaku pemasaran dari beragam industri hadir. Begitupun dengan kehadiran para pejabat dari berbagai institusi pemerintahan yang ikut ambil bagian. Perhelatan dibuka oleh Reiza Maspaitella selaku Chairman ICMF 2019 memaparkan tema Create Creative Content Marketing Roadmap.
Event forum ICMF yang dimeriahkan oleh delapan pembicara ahli di bidangnya banyak menarik atensi dari para pelaku pemasaran. Topik seperti The Power of Understanding Your Audience & Social Media Trends yang dipresentasikan oleh Janet Choo, Director of Client Management & Social Growth JAPAC -- Socialbakers. Dalam materinya, Janet memaparkan, "Sebagai brand, kita harus memilih platform media social yang tepat."
Menurut Janet, karakter user di Indonesia sejak tahun 2018 memiliki volume aktivitas yang banyak di platform Facebook, tetapi untuk interaksi dan percakapan lebih banyak terjadi di Instagram. Sehingga Janet menyimpulkan, untuk ekspansi tingkat awareness dari suatu brand maka Facebook masih menjadi platform yang efektif. Sedangkan jika ingin berinteraksi atau meningkatkan engagement users, maka Instagram adalah pilihan yang tepat.
Tidak lupa Janet juga menambahkan, bahwa konten video yang orisinal, dekat dengan kehidupan sehari-hari, menjadi strategi yang tepat dalam membuat konten. Janet memprediksi bahwa tahun ini konten berjenis video akan menyamai bahkan menyalip jumlah interaksi yang dihasilkan oleh konten berjenis foto.
Pada sesi Shady Side of Influencer Marketing yang dibawakan oleh Sara Herfina Krismayanto (Corporate Marketing Strategy Manager JD.ID) dan Suryo Hapsoro (Senior Content Marketing iFlix), menjelaskan betapa pentingnya influence atau pengaruh (preferensi) dari seseorang yang terdekat atau terpercaya, memengaruhi persepsi kita terhadap suatu brand atau produk yang belum kita kenal. Dalam hal ini seorang influencer marketing berperan besar dalam mereferensikan suatu brand atau produk.
"Influencer itu ibaratnya mesin, mesin untuk memersonalisasikan pesan dari suatu brand atau produk, terhadap followernya," ucap Suryo. Dengan penyampaian yang sesuai dengan keseharian dari para follower-nya, maka audiens semakin mudah menerima brand tersebut.
Fina, sapaan akrab dari Sara Herfina, juga menjelaskan bahwa influencer marketing mempunyai beberapa lapisan atau layer. "Karena kalau kita mau building loyalty, building engagement, building repurchasery, then we'll go for little influencer. That are more reliable, more creating engagement, creating more conversation. Jadi influencer marketing yang dipilih menyesuaikan dengan brand positioning dan goals yang mau dicapai," jelas Fina.