Urgensi permasalahan sampah plastik perlu mendapat perhatian khusus. Diketahui sekitar 80% sampah plastik di laut berasal dari daratan. Dalam waktu bersamaan, volume sampah plastik di laut juga semakin meningkat.
Permasalahan sampah plastik ini bisa dijumpai pada negara-negara pesisir, seperti Indonesia. Rasanya sudah tidak asing lagi jika kita pergi ke pantai pasti bisa kita temukan adanya sampah plastik yang berserakan, sedikit ataupun banyak jumlahnya.
Menyikapi permasalahan tersebut, pemerintah mencanangkan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Sampah Plastik yang bertujuan untuk mengurangi hinga 70% sampah plastik di laut sebelum tahun 2025. Bersamaan dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berusaha melakukan upaya pengurangan sampah plastik. Beberapa langkah telah dilakukan, salah satunya dengan inovasi membuat aspal dari campuran limbah sampah plastik.
Tak hanya pemerintah saja, masyarakat juga mulai berinovasi untuk mengatasi permasalahan sampah plastik ini bersama-sama. Selain aspal plastik, inovasi lain juga telah dilakukan oleh Karsin, seorang warga dari Purbalingga yang mengubah sampah plastik menjadi paving block. Inovasi lainnya terkait plastik yaitu kantong plastik yang dibuat dari bahan alami yang mudah terurai, seperti singkong atau rumput laut.
Pemerintah mengambil langkah serius melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membentuk Alliance for Marine Plastic Solutions Forums (AMPS).
Bersamaan dengan hal itu, masyarakat terutama generasi muda juga tetap perlu diedukasi terus, meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan, menjalin kerjasama antar lembaga pemerintahan, kolaborasi lintas sektoral, sambil terus berkampanye melawan sampah plastik laut serta melibatkan masyarakat dalam aksi bersih lingkungan. Memang, permasalahan sampah plastik di laut menjadi permasalahan yang harus dicegah dan dicarikan solusinya bersama-sama. Karena dampak sampah plastik ini tidak hanya bagi lingkungan, air, udara, ataupun tanah, tetapi juga bagi kesehatan manusia itu sendiri.
Apa jadinya kalau kondisi terus terjadi tanpa tindakan nyata? Tentunya mungkin anak cucu kita kelak tidak bisa menikmati warisan kekayaan alam dan laut Indonesia.
Lautku bebas sampah, sekaranglah saatnya! Ayo, berubah bersama menuju hidup yang lebih baik menuju lautku bebas sampah.