Semarang (25/7). Resah melihat banyaknya sisa minyak jelantah di dapur dan kebiasaan ibu-ibu membuang minyak jelantah secara sembarangan, menggugah salah satu mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) untuk memberikan edukasi terkait cara membuang dan mengolah minyak jelantah melalui program KKN bertajuk "Edukasi Cara Membuang dan Mendaur Ulang Minyak Jelantah". Program ini dilakukan pada tanggal 25 Juli 2021 bertempat di RT.06/RW.03 Kelurahan Sumurboto dengan menyasar ibu-ibu rumah tangga. Sosialisasi dan edukasi dilakukan secara tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat bersama beberapa perwakilan ibu-ibu warga RT.06 yang berlokasi di kediaman Ibu RT.
Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga yang sangat sering dijumpai di setiap rumah. Limbah ini sering tidak dianggap berguna dan pada akhirnya dibuang secara percuma. Memang minyak goreng yang sudah digunakan selama tiga kali tidak lagi layak untuk dikonsumsi sebab panas dari proses penggorengan dapat menghasilkan senyawa-senyawa karsinogenik di dalam minyak goreng bekas yang apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti stroke, jantung, hingga kanker.Â
Oleh sebab itu, minyak jelantah yang sudah tidak layak pakai sebaiknya dibuang atau didaur ulang. Namun sayang, di Indonesia belum banyak tempat khusus untuk menampung pembuangan limbah minyak jelantah ini. Ujung-ujungnya tidak sedikit masyarakat yang kemudian membuang minyak jelantah secara sembarangan seperti di wastafel, aliran selokan, ataupun di tanah pekarangan. Tindakan ini, disadari atau tidak, sebenarnya dapat merusak kelestarian lingkungan. Minyak jelantah yang dibuang sembarang dapat mengakibatkan pencemaran yang berbahaya bagi ekosistem air dan tanah. Â
Dengan memanfaatkan momentum KKN, mahasiswa Undip berusaha untuk memberikan edukasi sekaligus memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ada di wilayah RT.06/RW.03 Sumurboto untuk bersama-sama mengatasi permasalahan limbah minyak jelantah yang dapat mencemari lingkungan ini. Karena masih berada di tengah masa pandemi, sosialisasi yang dilakukan secara langsung tatap muka dengan beberapa perwakilan ibu-ibu warga RT.06 serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sosialisasi ini juga memanfaatkan media promosi berupa leaflet yang menarik dan informatif. Di dalam leaflet tersebut berisi informasi mengenai cara membuang dan mendaur ulang minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi agar tidak mencemari lingkungan.
Program ini dilanjutkan dengan demo cara mendaur ulang minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang ditunjukkan mahasiswa Undip. Daur ulang minyak jelantah sendiri merupakan salah satu opsi untuk mengurangi pembuangan limbah rumah tangga yang dapat merusak lingkungan. Alih-alih dibuang, limbah ini dapat disulap menjadi barang yang lebih bermanfaat dan bernilai secara ekonomi.