Mohon tunggu...
Adven Hutajulu
Adven Hutajulu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas berdomisili di Jakarta

Penulis adalah pegiat isu pertambangan, energi, alam, dan keberlanjutan. Beberapa isu sosial lain yang terkait topik tersebut juga menarik bagi penulis seperti isu gender, ekonomi, dan tantangan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Belajar Memanfaatkan Produk Keuangan-Sebuah Refleksi Pandemi COVID-19

31 Agustus 2020   05:12 Diperbarui: 31 Agustus 2020   05:15 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Blessing in disguise, mungkin adalah istilah yang tepat untuk pembelajaran yang saya alami pada keadaan pandemi COVID-19 ini. Situasi pandemi yang menciderai ekonomi dunia, sukses membuat saya belajar dan mulai memanfaatkan produk keuangan. 

Saya adalah salah satu pekerja lepas yang baru terjun ke dunia kerja 2 tahun lalu. Bersyukur pekerjaan yang saya lakoni, kebanyakan bersumber dari organisasi internasional yang mampu menambah pundi pundi keuangan saya sedikit lebih cepat dari biasanya.

Dua tahun bekerja, saya merasa gagal memiliki aset. Rasanya, penghasilan saya tidak tau pergi kemana. Di tahun 2019, ketika beberapa teman saya bekerja di institusi keuangan, saya mulai terpapar dengan produk produk keuangan. Namun dengan kecukupan yang saya miliki saat itu, saya merasa tidak perlu mengenal lebih dekat produk keuangan.

Ketika Pandemi Covid-19 mulai berdampak di Indonesia, pekerja lepas mulai ketir-ketir. Rasa was-was mulai menghantui. Beberapa proyek sudah mulai batal dan kontrak mulai terhenti, keran pemasukan pun mulai menciut.

Dalam situasi terjepit, saya mulai mencari cara survival tercepat yang harus saya lakukan. Tidak ada. Saya tidak menemukannya. Untungnya, organisasi yang memberi pekerjaan kepada saya, tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi, sehingga keran pemasukan dari organisasi tersebut masih ada.

Saya mengurangi konsumsi dan mulai belajar memanfaatkan pemasukan dan tabungan yang ada. Dengan mencari informasi sana sini, saya belajar Memanfaatkan Produk Keuangan dan langsung mengaplikasikannya. Saya memastikan asuransi kesehatan saya masih aktif, kemudian mulai menyiapkan dana darurat sebanyak enam kali kebutuhan bulanan. Saya membaginya ke dalam dua instrumen. Sebanyak tiga bulan kebutuhan, saya simpan dalam salah satu produk Bank yang memberi bunga harian dan dapat ditarik kapan saja, sedangkan tiga bulan lainnya, saya simpan dalam peer-to-peer lending dengan tenor maksimal 60 hari.

Dana yang disimpan di Bank, biasa disebut sebagai deposito memiliki rata rata keuntungannya sekitar 4% - 6% per tahun. Dengan risiko yang kecil keuntungan tersebut sudah cukup untuk menjaga keamanan dana darurat. Sedangkan peer-to-peer lending biasanya mampu memberikan keuntungan hingga 20% per tahun. Untuk tetap mengurangi risiko, saya memilih pinjaman yang memiliki risiko kecil, serta membagi dana yang ada dalam beberapa portal pendanaan. Tak lupa saya lebih suka memberi pinjaman pada bisnis yang dananya bersumber dari pemerintah ataupun BUMN karena tingkat pengembaliannya biasanya lebih tinggi.

Sedikit dana yang lain, saya alokasikan untuk membeli Obligasi Negara Ritel seri 017 (ORI017) yang ditawarkan 15 juni - 9 juli kemarin. ORI017 dikeluarkan pemerintah untuk memastikan Makroprudensial Aman Terjaga. Investasi ORI lebih menguntungkan dari deposito karena imbal hasil lebih tinggi, cukup liquid karena dapat dijual sebelum jatuh tempo di pasar sekunder, serta sangat aman karena dijamin oleh pemerintah. Selain membantu keuangan pribadi, membeli produk pemerintah seperti ORI017 membantu pemerintah menjaga Stabilitas Sistem Keuangan negara.

Tabungan yang ada saya kelola di instrumen dengan risiko rendah karena pengetahuan saya masih minim. Untuk saat ini, saya mencoba memasuki pasar modal. Saya masih mengendapkan dana yang ada dalam akun Rekening Dana Nasabah (RDN) dan perlahan-lahan menganalisis saham yang ingin saya beli. Saya tidak sempat membeli saham ketika jatuh di bulan April lalu, karena masih panik dan belum paham dunia investasi saham. Saya paham, membeli saham tidak boleh disertai emosi seperti kehilangan momen. 

Dari refleksi perjalanan selama pandemi COVID-19 ini, saya bersyukur masih memiliki pemasukan serta memiliki waktu untuk belajar Memanfaatkan Produk Keuangan. Dengan memahami system seperti ini, saya berhasil melewati enam bulan pertama efek pandemi dan yakin mampu menghadapi tantangan tantangan ekonomi lainnya yang tidak pernah saya duga. Selain itu, saya bangga ikut membantu pemerintah dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan negara dengan terlibat membeli produk ORI yang akan digunakan pemerintah kembali membangkitkan perekonomian negara. Saya tidak ragu untuk terlibat dan menggunakan produk keuangan yang ada. Asalkan sudah terdaftar di OJK, saya percaya produk tersebut diawasi dan pengelolaannya diatur oleh kebijakan makroprudensial Bank Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun