Malang rasanya jika sejarah kemerdekaan Indonesia hanya ditulis dan diajarkan di sekolah karena perjuangan kaum militer saja. Maka dari itu Film "Indonesia Calling" adalah salah satu jawaban untuk membuka wawasan sejarah kita tentang polemik dan lika-liku kemerdekaan Indonesia yang dilihat dari ragam perspektif lain.
Joris Ivens adalah sosok berjasa yang menjadi sutradara dibalik film dokumenter "Indonesia Calling" pada tahun 1946 dan diproduksi oleh Waterside Workers. Film yang menceritakan tentang narasi perjuangan kemerdekaan Indonesia, sekaligus menggambarkan warisan hubungan antar dua negara yaitu Indonesia dan Australia.
Bagi generasi muda Indonesia yang tidak mengetahui tentang peristiwa ini, film ini akan menggambarkan bagaimana gigih, berani dan berlikunya perjuangan kemerdekaan Indonesia dilihat dari prespektif kelautan. Sebagai pengetahuan, penyebarluasan film ini pun butuh diselundupkan terlebih dahulu, dimana ini adalah sebuah perjuangan yang totalitas dan diberikan kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia pada akhir tahun 1946.
Pada saat yang hampir bersamaan film ini berhasil ditayangkan di New York dan London yang memiliki peran penting bagi dukungan Internasional terhadap kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu Perdana Menteri Australia Ben Chifley mengijinkan pemutaran film ini dan untuk mengekspor film ini ke negara lain, meskipun ada suara-suara untuk melarang pemutaran film ini. Film ini akhirnya berhasil ditayangkan di Yogya pada tahun 1946.
Film yang berdurasi 23 menit itu menggambarkan peristiwa penting di Sydney setelah terjadinya perang dunia ke II dimana pekerja perairan kapal dan pekerja pelabuhan Indonesia Australia yang saling bahu-membahu menolak tegas aktivitas perkapalan Belanda yang bersandar di Pelabuhan Australia, yang mana kapal tersebut disinyalir dan terbukti mengangkut barang amunisi dan persenjataan hendak menuju ke Indonesia dengan tujuan merebut kembali Indonesia serta menumpas gerakan kemerdekaan disana.Â
Kemudian kapal Belanda tersebut dijuluki "Black Armada" dan aksi mogok kerja buruh pelabuhan ini dikenal dengan sebutan "The Black Tan".
Hal ini menunjukan peran kaum buruh dalam strategi ekonomi dan perpolitikan Indonesia yang memiliki dampak besar terhadap kemerdekaan. Dalam film ini terlihat jelas bahwa para tokoh Indonesia meminta dukungan luar negeri dengan mendekati kaum buruh pelabuhan.
Dengan cara inilah dampak atas pemboikotan kapal kapal Belanda yang membawa amunisi oleh para buruh untuk mendukung kemerdekaan Indonesia sangat membantu para pejuang Indonesia yang berjuang di dalam negeri.
Sejarah ini seharusnya lebih sering untuk diceritakan atau diajarkan di sekolah formal wajib 12 tahun dan sejarah penting ini sudah sepatutnya dipelajari lebih dini karena banyak orang disekitar kita belum mengetahui atau paham tentang hubungan Indonesia dan Australia selama masa revolusi dan sejarah ini sangat bermanfaat bagi kehidupan kita karena di Film ini mengajarkan kita arti solidaritas, memupuk rasa persatuan persaudaraan, gotong-royong, saling bahu-membahu, serta menunjukan bahwa kemanusiaan adalah diatas segala-galanya.
Mengutip kata-kata dari Bapak Proklamasi kita Bung Karno pernah berkata "JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah)" kini patut kita maknai dalam-dalam, karena ternyata memang terbukti sejarah adalah hal yang sangat berguna untuk kita pelajari dan penting untuk kita ambil manfaatnya. Film "Indonesia Calling" ini sudah cukup menunjukan kekayaan sejarah kemerdekaan Indonesia dan politik kemerdekaan tidak bersifat tunggal.
Film ini menjadi salah satu gambaran perjuangan kemerdekaan Indonesia dari berbagai macam perspektif yang mengajarkan kita untuk tidak berfikir satu sisi saja. Narasi film ini akan sangat bermanfaat jika diperkenalkan lebih luas, karena hal demikian sangat membuka wawasan dan pikiran bagi kita.