Bermula asam lambung yang sedang naik atau mah yang sedang kambuh, membuat Sutan Yardi muntah-muntah. Dia minta adiknya mengantar ke RSUD Padang Pariaman di Parit Malintang.
Lewat BPJS dari nagari, karena Yardi staf Kantor Walinagari Lubuk Alung, tiba di rumah sakit langsung menjalani ronsen. Hasilnya, ada bintik-bintik putih di bagian paru-parunya.
"Sebaiknya, adik ibuk ini diisolasi dulu. Ada penyakit dalam yang dikhawatirkan," kata seorang doktor ke adik Yardi usai menjalani ronsen, seperti diceritakan kembali oleh Yardi.
Ya, diisolasi selama tiga hari. Selesai langsung melakukan tes swab, dua hari hasilnya keluar dan amat sangat mengejutkan. Positif covid, dan langsung diantar untuk isolasi dan perawatan ke RSUD Sumbar di Kota Pariaman.
Ayah dua orang putra dan putri ini sempat tak percaya kalau dia sedang diserang virus. Namun, hal demikian tetap diterimanya dengan ikhlas, sebagai sebuah takdir dari Yang Maha Kuasa.
Delapan hari lamanya dia menjalani perawatan sekaligus isolasi karena rumah sakit itu di khususkan buat orang-orang yang disebut sebagai pasien covid.
"Selama sepekan di Pariaman, ikut sekali lagi tes swab, hasilnya juga masih positif. Namun, perkembangan mah atau asam lambung mulai ada perbaikan, dan berangsur pulih," cerita dia.
Mah berhasil sembuh, namun covid masih dalam taraf positif. Yardi minta pulang ke rumah. "Meskipun ada keluarga mengantar makanan, rindu sama anak dan keluarga jelas sangat memuncak. Bayangkan, sudah 12 hari berpisah," ungkapnya.
Boleh pulang, tapi Prokes lumayan ketat. "Sempat tidur semalam di rumah, tapi jaga jarak. Istri dalam kamar. Anak-anak pun demikian. Hanya saya sendiri di luar, di ruangan tengah. Apa yang saya pegang harus di semprot setelah itu," ceritanya lagi.
Ingin rasanya tidur bersama istri saat ada izin pulang ke rumah itu, tapi tak bisa di lakukan. Itulah covid. Yang membuat jarak antara kita yang selama ini sangat berdekatan, harus menjauh dan diatur jarak sedemikian rupa, agar tidak ketularan virus yang tengah berkembang dalam tubuh.
Termasuk anak bujang yang amat manja ketika bersamanya, hari dia pulang itu terpaksa tak ditegor. Kalau pun disapa, harap tidak bersentuhan. Untung saja anaknya yang kelas dua SD itu mengerti pula apa sebenarnya yang terjadi pada ayahnya.
Jauhnya terasa jarak tempat tinggal di Kampung Tangah Lubuk Alung dengan lokasi isolasi di RSUD Sumbar di Kota Pariaman, Yardi minta pindah isolasi ke Grand Safir di Batang Tapakih, yang juga sebagai tempat khusus pasien covid.
Akhirnya, Yardi diisolasi selama 16 hari di tiga tempat. Pertama di RSUD Padang Pariaman di Parit Malintang, lanjut di RSUD Sumbar di Kota Pariaman dan Grand Safir di Batang Tapakih, dekat Lubuk Alung.
"Pulang dari isolasi, bersileweran isu, kalau saya menerima uang yang nilainya sehari itu Rp500 ribu," ulas Yardi. Tentu ia senang di karantina karena ada uang yang banyak di dapatkan. Itulah bunyi cerita yang berkembang.
Namun, Yardi membantah itu semua. "Dilayani selama karantina, ia. Tapi dikasih uang sepulang karantina, itu tidak benar. Kita dilayani makan, minum, olahraga teratur. Kalau tak mau olahraga semisal sedang malas, dituntut untuk berjemur agak 20 menit," sebutnya.
"Alhamdulillah, akhirnya, ibarat permainan kedudukan seimbang dan sama. Dua kali positif dan dua kali pula negatif," ungkap Yardi.
Yardi menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak, petugas medis yang dengan setia melayani selama diisolasi, handai taulan yang telah ikut peduli dan berbagi selama dia menjalani karantina.
"Sungguh ini di luar dugaan. Kalau asam lambung, memang sudah lama saya keluhkan. Untuk itu, mari kita jaga terus Prokes ini dengan baik, jaga jarak, selalu pakai masker, dan hindari beramai-ramai," harapnya.
Yardi berhasil keluar dari civid, tanpa menyebar ke orang lain. Termasuk ke keluarga sendiri selamat dengan baik, meskipun sempat pulang ke rumah semalam selama karantina. Begitu juga, sejak dia di tetapkan sebagai covid, kantor Walinagari Lubuk Alung selama sekian hari tutup. Pegawainya menjalani tes swab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H