Tuntas ibadah sehari semalam, rutin mengeluarkan zakat tiap tahun sesuai nisabnya, pelajarilah lagi tentang seluk-beluk haji. Jangan belajar haji ketika manasik haji saja.Â
Akan tidak sempurna dan maksimal hasilnya. Naik haji bukan sekedar ritual-ritual yang telah ditetapkan. Ada banyak nilai-nilai tersembunyi yang harus kita lakukan, agar haji yang kita lakukan mabrur sesuai doa dan harapan banyak orang yang mengantar JCH.
Banyak nilai sejarah haji yang patut kita pelajari. Di Makkah terkenal adanya pintu surga dan neraka, sebagai tempat akhir seluruh manusia setelah wafat nanti.Â
Apa yang menjadi kebiasaan kita selama di kampung, akan tercermin pada saat kita melakukan kewajiban naik haji. Tak heran, orang yang mendapatkan haji yang betul-betul mabrur itu hanya sedikit dari ribuan orang yang pergi ke Mekkah tiap tahunnya.
Jadi, kunci dasarnya adalah ilmu, iman dan taqwa. Kalau kuat hal ini, kurang-kurang sedikit soal finansial akan bisa cukup. Tuhan punya cara meluruskan niat hamba-Nya yang betul-betul tulus beribadah.Â
Ibarat ujian di sekolah dan kampus, naik haji adalah ujian akhir. Banyak soal-soal yang amat sulit, yang harus diisi dan ditunaikan agar bisa lulus dengan selamat. Begitu juga naik haji. Sedikit saja menyimpan rasa sombong dalam diri, akan rusak perjalan haji kita.
Berbanggalah anak-anak milenial yang pergi haji atas landasan niat menjalankan kewajiban, menyempurnakan nilai-nilai Islam yang kaffah dalam dirinya. Dan rugi serta sia-sia anak-anak muda yang pergi ke Mekkah hanya sekedar raun-raun, atau ikut orangtua, serta menghilangkan rasa galau yang selama ini menghantui jiwanya.
Milenilal naik haji, siapa takut! Ayo. Punya kemampuan anak milenial, cepat-cepat belajar dan mengaji soal haji. Datangi ulama, ustad, kiai, dan orang hebat lainnya soal itu. Beli buku-buku tentang haji, pelajari banyak hal, supaya ibadah haji kita tidak sia-sia.Â
Haji mambrur menuntut perubahan totalitas dari diri seseorang. Seumpama sebelum ke Mekkah hanya ibadah wajib saja yang dilakukan, sepulang dari haji, ibadah harus meningkat, rajin dan rutin shalat berjemaah, kurang-kurangi atau tinggalkan kebiasaan menggunjing, dan perbuatan buruk lainnya yang pernah melekat dalam diri kita pada saat sebelum haji.