Penumpang yang ada di atas mobi, cerita Buya Marulis, banyak yang tercengang, melihat dan memperhatikan sosok Buya. Ada yang terdengar mereka saling berbisik, menyebutkan bahwa Buya tidak sembarangan orang. "Keramat orang ini," bisik penumpang lain yang di dengar Buya Marulis di atas mobil itu sambil berjalan setelah bannya diganti.
Termasuk jodoh Buya Marulis dengan putri Sikabu Lubuk Alung, adalah restu dan izin Buya Tuanku Shaliah. "Sebelum saya nikah ke Lubuk Alung, itu Buya menjodohkan saya dengan dunsanaknya di Lasi Tuo, Kabupaten Agam. Hampir jadi dengan orang itu. Malah antara keluarga kami telah berkomunikasi dan saling mengunjungi," katanya.
Mungkin karena tidak jodoh, maka hubungan tidak berlanjut. Dan Buya pun, cerita Buya Marulis sempat marah dan berang, lantaran opini yang berkembang itu Marulis yang menolak. "Dalam pada itu, tiba kakak Umi Ely ini ke Lubuak Pandan minta ke Buya untuk menjodohkan saya dengan adiknya. Oleh Buya dijawab, bahwa Marulis itu telah ada jodohnya, yaitu orang Lasi Tuo," jawan Buya ke kakak Umi Ely waktu itu.
Akhirnya, datanglah mamak dan orangtua Marulis dari Solok ke Lubuak Pandan menjelaskan duduk persoalan antara hubungannya dengan orang Lasi tersebut. Buya pun legowo dan akhirnya, menerima pinangan orang Sikabu Lubuk Alung. "Saya tak kenal dengan Ely kala itu. Tapi karena restu dan izin Buya, maka terbangunlah hubungan itu sampai sekarang. Sudah dua orang anak yang nikah," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H