Suatu hari Nabi Saw kedatangan salah seorang dari sahabatnya, dikenal dengan nama Abu Darda' RA, yang meminta nasihat. "Wahai Rasulullah SAW, berikanlah aku nasihat yang bermanfaat untuk kehidupanku di dunia dan Akhirat." Begitu pintanya kepada Rasulullah SAW. kemudian untuk memberikan jawaban kepadanya, Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah." Berkali-kali Rasulullah SAW mengulang jawaban itu, "Jangan marah."
Begitulah sepenggal cerita tentang seseorang yang merindukan Surga dan mencari jalan menuju Surga. Ya, dialah Abu Darda RA, sahabat yang dikenal wira'i lagi zuhud itu. Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang memiliki keistimewaan, di antara keistimewaan Rasulullah SAW adalah ketika berbicara atau menyampaikan sesuatu, disampaikan dengan sangat ringkas namun luas dan dalam maknanya. Keistimewaan ini kemudian dikenal dengan istilah Jawami'ul Kalim, perkataan yang singkat namun makna yang terkandungnya mencakup banyak aspek.
Pertanyaan dari seorang sahabat mulia seperti Abu Darda RA adalah pertanyaan yang dalam dan memerlukan jawaban yang panjang lebar. Nasihat atau menasihati biasanya kita pakai untuk sebuah pesan yang dalam dan luas. begitulah keistimewaan Rasulullah SAW beliau mampu menjawab pertanyaan sahabatnya Abu Darda' dengan sangat memuaskan dan mengena. "Jangan marah," kata yang  sangat singkat namun jika orang berakal menerimanya, dia akan terdiam dan merenungkan tentang makna di balik perkataan itu yang begitu luas dan tepat mengenai sasaran pertanyaannya.
Apa maknanya jangan marah? Makna dari perkataan ini antara lain, "Jadilah kamu manusia yang berakhlakul karimah. Hiasilah dirimu dengan lemah lembut. Sabarlah terhadap apa saja yang memancing emosimu. Maafkanlah segala kesalahan manusia. Jadilah pribadi yang tenang. Jadilah pribadi yang kokoh dan tak goyang dihampas ombak. Berfikirlah sebelum bertindak. Jagalah keharmonisan. Hiduplah dengan kedamaian. Sayangilah manusia tanpa pilah-pilih, dan lain sebagainya." Sungguh luar biasa dahsyat perkataan Rasulullah SAW ini.
Inilah alasan mengapa tulisan ini diberi judul "Kunci Surga." Ya, surga diberikan oleh Allah dengan rahmat ataukasih sayang, bukan dengan kemarahan. Bahkan ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW di suatu saat, beliau menegaskan "Tiada seorang pun yang dapat masuk surga karena amal ibadahnya, melainkan dengan kasih sayang (rahmat) Allah SWT. Kalau Surga saja diberikan dengan kasih sayang maka sangat tepat sekali kasih sayang adalah kuncinya Surga, dan kasih sayang itu tidak dengan amarah, karena kemarahan itu jauh dari kasih sayang. Amarah hanya perilaku menumpahkan nafsu atau emosi bukan kasih sayang. Jika dianggap marah karena terlalu sayang ini beda lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H