Mohon tunggu...
Angelia Dewi Safira
Angelia Dewi Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Komunikasi yang suka berorganisasi, mencoba hal baru, suka menonton film, periang, dan suka bersosialisasi atau mendalami segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya, seni, dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sinopsis The Tinder Swindler, Bertemu Pria Tampan yang Mematikan

23 Januari 2024   21:35 Diperbarui: 23 Januari 2024   21:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film ini mengisahkan tentang penipuan yang dilakukan seorang laki-laki melalui saluran media Tinder. Tinder merupakan aplikasi yang digunakan oleh orang-orang baik perempuan maupun laki-laki untuk mencari jodoh atau pacar. Bahkan, ada orang yang menggunakan Tinder hanya untuk bersenang-senang belaka. The Tinder Swindler menampilkan tokoh utamanya seorang laki-laki bernama Simon Leviev yang diperankan oleh Shimon Hayut. Di film ini, Simon digambarkan sebagai seorang yang rupawan dan memiliki banyak kekayaan sehingga ia dikagumi oleh banyak wanita di Tinder. 

Namun, kekayaannya itu adalah suatu kebohongan yang digunakannya untuk menipu para korbannya. Korban Simon adalah para wanita yang bermain Tinder dengan tujuan untuk meraup keuntungan finansial. Modusnya dilakukan dengan berpura-pura menjadi anak dari konglomerat yang dikenal sebagai anak raja berlian Lev Leviev. Simon Leviev memiliki wajah yang tampan sehingga menjadi modal bagi Simon dalam melancarkan aksinya jahatnya. Parahnya, para korban tidak memiliki kecurigaan sekalipun.

Aksi penipuannya dilakukan di aplikasi Tinder dengan langkah pertama menyamakan match atau memperoleh kecocokan, kemudian mulai saling berkirim pesan, voice note, mengirim gambar, video, dan mulai melakukan pertemuan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan sama sekali. Para korban yang tergolong wanita ini memiliki harapan yang sama yaitu mendapat cinta dari pria kaya secara instan di aplikasi Tinder. 

Para wanita yang menjadi target Simon, mereka sama-sama terpikat pada wajah rupawan dan harta berlimpah yang nampaknya seolah-olah dimiliki oleh Simon Leviev. Simon Leviev dikenal sebagai rupawan yang kaya raya, maka ia berusaha memamerkan di media sosialnya yang kontennya berupa jet pribadi, mobil, menghadiri pesta mewah, serta pastinya wajah tampannya dengan mengenakan setelan modis. 

Semua ini mampu merayu dan menipu korban wanitanya terutama ketiga perempuan korban Simon. Ketiga wanita yang menjadi korban Simon inilah yang pengalamannya akan dibagikan di film ini sebagai film dokumenter. Para korban dari Simon diperankan oleh Cecilie Fjelhoy, Pernilla Sjoholm, dan Ayleen Charlotte.

Simon mengaku sebagai anak dari pemilik sebuah perusahaan bernama Lev Leviev yang dikenal sebagai hartawan berlian di Israel. Trik yang digunakan Simon Leviev adalah berusaha mencocokkan profilnya dengan calon korban di Tinder. Dengan menunjukkan gaya hidup yang serba mewah, Simon berhasil menarik wanita-wanita masuk ke dalam jurang penipuan yang dibuatnya. Sampai suatu ketika ada wanita yang sesuai dengan kriteria dan yang ditargetkan oleh Simon kemudian mengajaknya berkencan dengan dimulai dengan perkenalan manis dan pertemuan dengan gaya yang elit seperti berpindah-pindah negara.

Para korban yang telah terpikat pada Simon hampir semuanya diperlakukan sama. Para korban wanita tersebut diperlakukan manis dengan dimanjakan dengan kencan yang berfasilitas mewah. Tentu banyak yang harus dikorbankan oleh Simon di awal rencana. Anggap saja itu sebagai modal awal untuk menarik kepercayaan sang korban. Sebenarnya mudah saja bagi Simon untuk mendapatkan kepercayaan, pasalnya didukung dengan parasnya yang cocok sebagai orang berekonomi tinggi.

Langkah pertama yang dilakukan Simon adalah dengan mengajak calon korbannya pada kencan romantis dan mahal. Hal ini hampir dilakukan sama kepada seluruh korbannya. Selain itu, Simon akan memberikan kemewahan pada setiap kencan seperti makan malam di restoran ternama. Bahkan mengunjungi tempat-tempat yang dinilai hanya dapat dikunjungi oleh kalangan atas saja. Makan malam mewah dan bermalam di hotel berbintang juga sering dilakukan Simon untuk semakin meyakinkan korbannya supaya semakin masuk ke dalam rencana jahatnya itu. Begitu korbannya yakin bahwa Simon adalah hartawan, Simon segera melakukan langkah selanjutnya secara perlahan namun pasti untuk meraih keuntungan lebih dan mengembalikan modal kencan di awal.

Simon berhasil mengambil hati para wanita tersebut. Dengan membangun hubungan romantis yang dikatakan palsu, tidak menimbulkan kecurigaan pada mereka selaku para korban. Simon pandai memainkan emosi para wanitanya seolah-olah ia memang serius menjalin hubungan asmara dengan penuh rasa cinta yang dilengkapi dengan kemewahan. Hal besar yang telah Simon dapatkan adalah sebuah kepercayaan pada setiap korbannya. Apapun yang dikatakan dan dilakukan oleh Simon dianggap memang benar itu adanya.

Mulailah Simon bermain rekayasa di drama yang ia susun itu. Simon memanipulasi para korban wanitanya dengan membangun sebuah cerita yang tidak benar adanya. Dengan memainkan emosional, rasa empati dan kepercayaan Simon berhasil menipu mereka. Simon seolah-olah sedang mengalami kesusahan dan krisis sehingga membutuhkan bantuan finansial untuk mempertahankan hidup dan bisnis yang dijalaninya. Banyak permintaan yang mulai Simon tawarkan seperti berinvestasi dalam usaha bisnisnya atau permintaan bantuan finansial karena kondisi yang dialaminya. Dan dengan mudahnya wanita-wanita korbannya memberikan secara cuma-cuma. Tak hanya itu, Simon juga mendapatkan kartu ATM atau debit dari wanitanya karena ia berbohong dan kebohongannya seperti tidak dapat menggunakan atau kehilangan kartu Bank. Karena wanitanya dianggap sebagai kekasih Simon dan telah memberikan kepercayaannya, maka apapun yang Simon minta akan dilakukannya.

Terungkapnya kebohongan Simon akan menaik turunkan emosi penonton, apalagi terdapat fakta bahwa film ini diadaptasi dari kisah nyata. Melalui wawancara, penggalian informasi mendalam, dan meninjau dari jaringan penipuan yang dilakukan oleh Simon akan menjadi wawasan yang penting. Kita harus selalu waspada bahwa di luar sana terdapat orang yang bermotif jahat untuk mendapatkan suatu keuntungan bagi dirinya sendiri. Kita tidak boleh asal percaya dengan apa yang ada di media sosial karena itu belum tentu sesuai kenyataannya. Tinder jika digunakan dengan baik akan membuat enjoy penggunanya tetapi bisa juga mengungkapkan sisi negatif hubungan asmara dalam dunia maya. Jangan sampai kita merasakan hal yang sama seperti para korban Simon. Penasaran dengan kisahnya lebih lanjut? Bagaimana trik manis yang dilakukan Simon? Atau bahkan apa respon para korban selanjutnya setelah mengetahui kebohongan Simon? Saksikan The Tinder Swindler di Netflix atau website terpercaya kesayangan Anda!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun