Mohon tunggu...
Munadry Aslam
Munadry Aslam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

be yourself, be different

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Hujan dan Dirimu

13 Maret 2011   04:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:50 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hmm.. Pagi yang cerah.

Sepertinya hari ini tak akan hujan. Sesekali kulihat langit tak ada awan hitam yang menggumpal. Hangat mentari menerpa tubuhku pagi ini. Mungkin banyak orang yang berpikiran inilah saat yang tepat untuk menghabiskan seluruh pakaian kotor yang menumpuk bak gunung itu. Ya.. pagi ini memang cerah.

Mengapa hujan? Mengapa hujan slalu kurindukan? Hujan yang selalu memberikan kesegaran pada tumbuhan yang sedang kering. Hujan yang terkadang memberikan pelangi setelahnya. Hujan yang sesekali membuat jalan-jalan tergenang bahkan sampai hujan yang terkadang membuat jemuran yang sudah hampir kering kembali basah.

Semuanya masih tentang hujan. Tiap kali hujan menyapaku, entah itu pagi hari, siang, sore, malam, tengah malam, lewat tengah malam sampai subuh slalu saja terbayang wajahmu. Wajah yang selalu meneduhkanku, selalu membuatku menjadi bisu sesaat ketika menatapnya. Entah kenapa itu bisa terjadi meskipun selalu kusadari kau tetaplah ciptaan Tuhan, Dinda.

Tentangmu. Tak banyak yang bisa kukatakan. Terlalu singkat dan terlalu sedikit jika hanya menggoreskan beberapa kata, kalimat, bahkan paragraf yang bisa menggambarkanmu bersama dengan kenanganku. Terpenting kau tak pernah tergantikan. Tak pernah sama dengan yang lainnya. Dan tak akan pernah ada yang sama denganmu. Memilihmu sebagai yang terakhir dalam pencarianku mungkin terlalu berlebihan. Meskipun aku tak pernah tahu dengan siapa hidup ini berujung. Kaupun tak tahu. Dan merekapun tak tahu.

Itulah tentangmu. Yang tak pernah bisa kutuliskan sampai langit hari ini kembali menghitam dan sepertinya akan menumpahkan titik-titik air ke bumi yang selalu mengingatkanku tentangmu. Karena dirimu seperti butir-butir hujan yang tak akan pernah habis terhitung jumlahnya olehku.

Dan semuanya masih tentang hujan dan dirimu.. Dinda...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun