Mohon tunggu...
Adryanto Saputro
Adryanto Saputro Mohon Tunggu... -

Hanya seorang laki - laki yang mau menyalurkan hobi merangkai kata - kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Presiden

16 Mei 2014   00:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih ingat perasaan hati saya ketika guru SD saya mengajarkan pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa atau yang sering disebut dengan PSPB.  Mendengar sejarah perjuangan bangsa ini bagaikan sebuah buku cerita yang dapat membawa saya melayang membayangkan cerita perjuangan bangsa tersebut.  Hal ini berlangsung sampai sekarang dan memperkenalkan saya dengan para pemimpin bangsa dan negara tempat saya lahir dan mengabdikan diri.

Terkhusus saya senang mencari tahu, membaca dan mendengar kisah mengenai para pemimpin negara ini.  Bagi saya, Presiden Indonesia saat ini hanya dua orang saja yang dapat memimpin negara ini menuju sebuah keberhasilan.

Bapak Ir. Soekarno, salah seorang  founding fathers dari bangsa ini yang berjuang bersama-sama rakyat Indonesia membidani terbentuknya sebuah negara bernama Indonesia.  Proses berat beliau jalani demi terbentuknya negara Indonesia yang berdaulat penuh dan mensejajarkan diri dengan negara-negara yang ada di dunia ini.  Hampir 20 tahun lamanya beliau memimpin Indonesia ini.  Indonesia sempat menjadi suatu kekuatan baru yang disegani oleh bangsa barat.  Sampai akhirnya beliau turun melalui cara yang jauh dari harapan...baik-baik dan damai.  Beliau turun dari jabatannya setelah salah satu peristiwa memilukan negara ini terjadi, G30S, usaha pengkudetaan pemerintahan yang katanya diotaki salah satu partai politik yang berhaluan komunis pada saat itu.  Selama beberapa tahun caci maki dan hujatan dijatuhkan kepada beliau sampai akhirnya hal tersebut berlalu dan beliau dikenang sebagai Pahlawan Prokolamator.

Masa-masa setelah tahun 1965, saat pecahnya peristiwa G30S, keadaan dalam negeri Indonesia bisa dibilang carut marut di segala bidang.  Pada masa ini juga diberitakan terjadi peristiwa pemberangusan orang-orang yang dicap komunis yang jumlahnya mencengangkan dan sampai saat ini jumlahnya masih belum jelas dan kejadian ini juga masih abu-abu alias belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Badai pasti berlalu, mungkin itu yang bisa saya sampaikan suasana hati rakyat Indonesia pada saat itu.  Benar saja, muncul seorang pemimpin negeri ini yang baru bernama Bapak H.M. Soeharto yang berasal dari kalangan militer.  Resmi menjadi Presiden Indonesia pada tahun 1967 dan mengabdikan diri untuk Indonesia selama 31 tahun lamanya.  Beliau bisa dikatakan berhasil untuk mengantar Indonesia dari keterpurukan sehingga Indonesia sempat disematkan julukan sebagai “Macan Asia” bersama beberapa negara di benua Asia lainnya.  Berbagai macam program pembangunan dicanangkan oleh beliau, dari sektor yang terkecil sampai kepada yang terbesar.  Sayangnya, beliau harus turun dengan cara yang tidak baik-baik juga.  Pada tahun 1998 terjadi gelombang unjuk rasa yang besar sampai pecahnya peristiwa “Kerusuhan 1998” yang memakan korban baik jiwa maupun material yang banyak.  Caci maki dan hujatan juga menghampiri beliau sampai beliau akhirnya menutup usianya dengan dikenang sebagai Bapak Pembangunan Bangsa dan juga The Smiling General.

Ya, dua orang tersebut yang bisa saya anggap sebagai Pemimpin Negara ini.  Bagaimana pemimpin negara setelah beliau-beliau tersebut?  Saya rasa belum ada yang bisa menyamai mereka, walau ada pencapaian tersendiri yang mereka lakukan.

Saat ini, euphoria pemilihan presiden sedang hangat-hangatnya dibicarakan di berbagai media.  Calon Presiden bermunculan diikuti dengan cerita-cerita dibalik para calon presiden tersebut, baik cerita positif maupun cerita negatif.  Lalu kira-kira sosok seperti apa yang dapat memimpin negara ini kelak? Kalau kita hanya berkaca ke belakang kepada dua orang pemimpin negara sebelumnya, menurut saya kurang tepat dilihat dari masalah yang dihadapi sudah jauh berbeda dengan saat ini.

Pada era Presiden Soekarno atau biasa disebut dengan “Orde Lama” yang dihadapi adalah perjuangan fisik atau secara pribadi saya sebut dengan Revolusi Fisik, dimana militer berperan besar demi tercapainya cita-cita bangsa untuk menjadi bangsa yang merdeka dan memposisikan diri sebagai bangsa dan negara yang setara dengan bangsa-bangsa dan negara-negara yang ada di dunia.

Pada era Presiden Soeharto atau biasa disebut dengan “Orde Baru” yang dihadapi adalah bagaimana suatu negara yang berkembang ini bisa lebih maju lagi.  Pembangunanlah yang dihadapi, dari hulu sampai hilir pembangunan digalakan untuk menunjang kemajuan negara ini atau secara pribadi saya sebut dengan Revolusi Pembangunan.

Pada era ini, masalah yang dihadapi tidaklah kompleks karena menurut saya regulasi untuk bisa menghadapi masalah ini sudah dipikirkan dan dituangkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.  Menurut  saya, pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemimpin yang mampu kembali menyatukan bangsa yang mempunyai satu tujuan untuk kembali membangun negara ini menjadi negara yang lebih maju dengan mengedepankan prinsip Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dimana dua presiden hebat yang pernah dimiliki oleh Indonesia selalu memegang teguh dua hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun