China terus memperkuat dominasinya di panggung global dengan menguasai puluhan pelabuhan laut strategis di seluruh dunia. Salah satu proyek terbarunya adalah pembangunan pelabuhan di Peru yang akan menjadi pintu gerbang perdagangan antara Amerika Selatan dan Asia. Pelabuhan ini merupakan bagian dari Inisiatif Belt and Road China yang telah mengubah lanskap perdagangan dan logistik internasional. Tulisan singkat ini akan mengulas pengaruh China dalam menguasai pelabuhan laut dan dampaknya terhadap dinamika global.
Pelabuhan Chancay: Pintu Gerbang dari Amerika Selatan ke Asia
Proyek ambisius China di Peru mencakup pembangunan pelabuhan Chancay di pesisir Pasifik. Pelabuhan ini akan menjadi pintu gerbang perdagangan antara Amerika Selatan dan Asia. Menurut Mario de las Casas, manajer urusan institusional COSCO Shipping, perusahaan milik negara China yang menjadi pemilik mayoritas proyek ini, pelabuhan Chancay akan menjadi jalur langsung menuju China dengan mengurangi waktu perjalanan kapal selama 10 hari. Saat ini, kapal yang berlayar dari Amerika Selatan ke China rata-rata memerlukan waktu tempuh lebih dari 45 hari dengan berbagai pemberhentian di Amerika Tengah, Meksiko, atau Amerika Serikat.
Dengan kedalaman air yang mencukupi, pelabuhan Chancay dapat menangani kapal-kapal kontainer yang tidak dapat berlabuh di tempat lain di Amerika Selatan. Ini memberikan keunggulan tambahan bagi perdagangan regional.
Inisiatif Belt and Road: Dominasi China dalam Infrastruktur Global
Pelabuhan Chancay merupakan salah satu contoh dari Inisiatif Belt and Road China. Inisiatif ini adalah strategi investasi infrastruktur dan logistik yang diluncurkan oleh China untuk menghubungkan berbagai negara melalui jalur darat dan laut. China telah menginvestasikan dana sangat besar dalam proyek infrastruktur di seluruh dunia, termasuk pembangunan pelabuhan di Yunani, Spanyol, dan berbagai negara di Afrika. Termasuk di Indonesia dalam bentuk proyek kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Menurut penelitian Isaac B. Kardon, seorang senior fellow di Carnegie Endowment for International Peace yang mengkaji isu maritim China, setidaknya ada 95 pelabuhan di seluruh dunia yang dioperasikan sepenuhnya atau sebagian oleh modal China. Hal ini menunjukkan upaya China dalam menguasai jalur perdagangan laut di titik-titik strategis di seluruh dunia.
Mengapa China Ingin Mendominasi?
China telah menjalankan strategi agresif untuk mendominasi pelabuhan-pelabuhan strategis di seluruh dunia. Hal ini didorong oleh beberapa faktor kunci yang memainkan peran penting dalam tujuan ekonomi dan geopolitik China.
1. Penggerak Ekspor China
China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dengan volume ekspor yang sangat besar ke berbagai negara di seluruh dunia. Data menunjukkan bahwa China menjadi pemasok utama barang-barang ke banyak negara di berbagai belahan dunia. Dengan begitu banyak barang yang harus diangkut dari daratan China ke berbagai tujuan, keberadaan jalur transportasi yang efisien dan andal menjadi krusial untuk memastikan kelancaran aliran barang. Oleh karena itu, China berinvestasi dalam membangun dan menguasai pelabuhan-pelabuhan strategis sebagai bagian dari upaya untuk menjaga aliran ekspornya.
China's export market, 2022:
USA: $582 billion
European Union: $562 billion
Hong Kong: $298 billion
Japan: $173 billion
South Korea: $163 billion
Vietnam: $147 billion
Netherlands: $118 billion
India: $118 billion
Germany: $116 billion
Malaysia:...--- World of Statistics (@stats_feed) August 27, 2023