Candi Borobudur dan Angkor Wat adalah dua situs bersejarah yang sangat terkenal dari Asia Tenggara. Keduanya memiliki keindahan arsitektur yang luar biasa dan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap budaya dan pariwisata di negeri tempat mereka berada. Mari kita bandingkan kedua situs ini berdasarkan beberapa aspek yang relevan.
Candi Borobudur terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini dibangun pada abad ke-8 dan merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Borobudur memiliki struktur piramida dengan tiga tingkatan, yang terdiri dari lebih dari 2.000 panel relief dan 504 arca Buddha.
Sementara itu, Angkor Wat terletak di Provinsi Siem Reap, Kamboja. Candi ini dibangun pada abad ke-12 oleh Kekaisaran Khmer dan merupakan salah satu kompleks kuil Hindu terbesar di dunia. Angkor Wat memiliki struktur kubah yang mengesankan dan dikelilingi oleh lingkungan yang luas.
Keduanya diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO. Candi Borobudur menarik perhatian dunia dengan keindahan arsitektur dan ukiran yang rumit. Borobudur dianggap sebagai karya seni yang menakjubkan dan menjadi simbol universal untuk ilmu pengetahuan dan kedamaian. Di sisi lain, Angkor Wat dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia. Keindahan arsitektur Angkor Wat yang megah, dengan ornamen dan relief yang indah, menarik pengunjung dari seluruh dunia. Candi ini menjadi simbol penting bagi budaya dan sejarah bangsa Khmer.
Pandangan Para Ahli
Sulit menjelaskan kehebatan kedua situs bersejarah ini. Tetapi, sebagai acuan, berikut pandangan para ahli yang memberikan penilaian tentang Borobudur dan Angkor Wat.Â
1. Candi Borobudur
Profesor Soekmono, seorang ahli arkeologi Indonesia, menyebut Borobudur sebagai "monumen terindah di dunia". Dia mengagumi kekayaan detailnya, relief-relief yang rumit, dan kombinasi arsitektur Buddha dan Jawa yang khas.
John Miksic, seorang arkeolog dan sejarawan seni dari Singapura, menggambarkan Borobudur sebagai "salah satu mahakarya seni dunia yang tidak tertandingi". Dia menghargai tingginya kualitas keterampilan tangan yang diperlukan untuk membuat relief dan arca Buddha yang sangat detail.
Dr. Heinrich Zimmer, seorang filsuf dan sejarawan seni Jerman, menulis bahwa Borobudur adalah "karya besar dan menakjubkan dalam sejarah seni rupa". Dia menganggap candi ini sebagai manifestasi spiritual yang luar biasa, mencerminkan pemahaman mendalam tentang kosmos dan pencarian makna spiritual dalam kehidupan manusia.