Seorang wanita memasuki pintu sebuah ruang di mana seorang psikolog berpraktek. Ia salah tingkah ketika menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan sangat mendasar, tidak mengetuk pintu.
Fatal, tapi apa lacur, ia sudah berada di dalam ruangan itu dan seseorang yang duduk di belakang meja besar dengan berbagai benda di atasnya sudah melihatnya dengan pandangan tajam.
"Jangan katakan kalau depresi telah membuat anda lupa sopan santun, lupa etika," kata psikolog cantik itu datar dan nadanya tegas.
"Maaf, saya..."
"Apakah saya sudah ada janji dengan anda? Atau, sebaliknya?"
"Eh, belum, Bu,"
"Nah, yang sudah buat janji saja selalu mengetuk pintu lebih dulu, apalagi yang belum sama sekali."
"Maaf, Bu, tadi saya sedang mempertimbangkan dua pilihan, sampai saya tak sadar membuka pintu begitu saja."
"Dua pilihan macam apa yang membuat anda melupakan etika itu?"
"Pilihan pertama adalah menemui psikolog."
"Yang kedua?"