"Wow, kupikir dunia belum serusak ini, dan kalau beranda otakku sedang kedatangan malaikat, aku seringkali merasa menjadi pendosa yang mengotori dunia, tapi ternyata dunia ini sendiri penuh pendosa."
---
Mbak Laras tersenyum setelah mendengar deskripsiku yang agak panjang lebar tentang tokoh wayang feminis di tangannya. Ia lalu mengamati Drupadi, menggerak-gerakkan tangannya seperti ingin menghidupkannya selayaknya dalang.
"Jadi seperti itu sebenarnya Drupadi?" tanya Mbak Laras.
"Tepatnya seperti Mbak Laras sendiri," jawabku.
Mbak Laras tersenyum, "jadi, aku adalah Drupadi di kehidupan nyata?"
"Kalau tidak keberatan."
"Aku tidak keberatan," kata Mbak Laras sambil tetap fokus menatap Drupadi di tangannya, "aku memang memiliki kesamaan dengan Drupadi kan?"
Aku mengangkat bahuku.
"Ada beberapa lelaki dan semuanya memiliki cintaku, mereka penting bagiku. Enam orang,, satu orang lebih banyak dari Drupadi malah," Mbak Laras tersenyum, "tujuh kalau kau siap untuk menjadi bagian dari petualanganku."