Selain itu, akan ada kesulitan bagi peserta didik yang memiliki kelemahan pada aspek literasi dan numerasi sehingga tugas yang dilakukan tidak berjalan dengan maksimal. Solusi yang diberikan yakni dorongan untuk bertindak secara jujur dan memperbanyak latihan dalam penyelesaian soal-soal berstandar AKM. Â Â
Adapun prosedur penerapan Metode POS yang menyenangkan pada saat belajar Penjas dilakukan 3 tahap. Langkah pertama adalah Persiapan. Pada tahap ini, guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, presensi memberikan motivasi, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran lalu diakhiri dengan streaching dan pembagian kelompok. Tahap kedua yakni Pelaksanaan. Guru mulai memberikan kartu kontrol berisi koordinat yang akan dilalui peserta. Pada tahap ini jalur yang dibuat sistem acak guna menghindari penumpukan tim saat memasuki pos.Â
Pada perinsipnya pos yang diberikan pada setiap tim itu lokasi dan jumlahnya sama. Pada setiap pos tugas yang diberikan berupa melakukan keterampilan gerak atau mengerjakan soal pengetahuan berdasar materi yang diajarkan hingga tuntas sebagai syarat menuju ke pos berikutnya.
Tahap akhir Evaluasi. Tahapan yang merefleksi perjalanan masing-masing tim dengan dibuktikan sebuah laporan yang dipersentasekan sembari memberikan reward bagi tim yang tercepat, tercerdas dalam penyelesaian tugas, dan tim yang memiliki daya juang mumpuni. Sebagai salah satu gambaran materi Penjas yang dikemas dalam Metode POS adalah Materi Kebugaran Jasmani. Dalam setiap POS terdapat pembagian komponen kebugaran jasmani yang wajib dikerjakan dalam lembar tugas oleh masing-masing tim.
Semisal, Pos 1 adalah latihan kecepatan maka keterampilan gerak yang dilakukan berupa lari angka 8 dan mengerjakan soal yang berkaitan dengan kecepatan dan lari angka 8. Begitupun Pos 2 berupa latihan kekuatan otot, maka peserta didik melakukan push up, sit up, dan back up. Pos berikutnya pun mengurai komponen kebugaran jasmani lainnya.
Rencana tindak lanjut dari berbagai evaluasi pembelajaran yang dilakukan mengantarkan Metode POS ini dapat diterapkan pada setiap mata pelajaran, karena tingkat partisipasi, keaktifan, serta hasil belajar dapat meningkat. Selain itu, skema atau variasi proses pembelajaran dapat disesuaikan berdasar tingkatan kelas mulai level rendah hingga HOTS.Â
Tentunya, hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan saat ini dalam memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan mengutamakan perinsip well-being. Ki Hajar Dewantara, mengatakan, Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia pada umumnya. Konsep Belajar Penjas itu Menyenangkan dengan Metode POS, menjadi harapan untuk dapat memberi manfaat bagi penulis pribadi, peserta didik di sekolah, dan kemajuan pendidikan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H