Di artikel ini disebutkan bahwa pertumbuhan DKV memang besar, namun kontribusinya terhadap PDB masih kecil (0,07%), apakah ini artinya ada gejala deindustrialisasi yang mungin sedang terjadi melihat trend kontribusi PDB yang kontras dengan pertumbuhannya, tercegat oleh tidak berjalannya investasi demand yang tidak berbanding dengan pertumbuhan tenaga kerja ?
Namun persimpangan desain grafis ini bukan tempat untuk menjadi pesimis. Hanya saja, mungkin saat ini DKV sedang mencari sebuah 'bentuk baru'. Industri ini tidak akan mati hanya karena tumbuhnya AI-based platform karena tetap akan ada klien-klien yang memiliki kebutuhan lebih dari sekedar 'instan' , 'murah', tetapi mereka menginginkan 'kualitas' yang dihadirkan melalui substansi konsep dan eksekusi yang mendalam.
Mungkinkah masa depan seorang perancang visual adalah untuk memiliki kemampuan seperti 'digital marketing', atau bahkan 'programming' yang berurusan dengan interface seperti HTML5, CSS3, atau yang erat terkait dengan frontend. Masa ini sepertinya masa yang semakin menarik sekaligus menantang dengan dinamika industri digital yang besar mempengaruhi dunia DKV itu sendiri.
Sekarang, mulai bermunculan titel pekerjaan seperti game designer, mobile game designer, UI/UX, Social Media designer, dan banyak lagi. Mungkin perkuliahan jurusan DKV bisa memberikan konsentrasi atau mata kuliah khusus di bidang-bidang tersebut untuk membantu menyiapkan lulusannya dalam dunia yang juga marak dengan persaingan ini.
Apapun itu, persimpangan desain grafis yang saat ini terjadi, bukanlah sebuah akhir, bukan sebuah titik, melainkan sebuah koma. Dimana masih ada kelanjutannya, bentuk barunya, dan adaptasinya terhadap dunia sekarang ini, bahkan di era New Normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H