Mohon tunggu...
Adrie Behoa Katu
Adrie Behoa Katu Mohon Tunggu... -

Di akta kelahiranku menuliskan kalau aku lahir di salah satu desa yang dikelilingi oleh padang belantara. Tempat dimana kita dapat menemukan situs-situs megalitikum. Banyak cerita soal situs megalik di tempat ini yang pasti desa itu bernama Desa Hanggira. Tak banyak cerita tentang sejarahku karena aku tak perna menuliskannya, hanya saja aku perna di ceritakan kalau aku lahir di Desa Hanggira. Aku besar di desa katu semenjak berusia 5 tahun, menurut ibuku kami pidah karena ayah di tugaskan sebagai pegawai negeri (guru SD) di Desa Katu. Hiruk pikuk kulalui hingga aku beranjak dewasa, dan serakarang aku merantau mengadu nasip di negeri orang sebagai seorang mahasiswa Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dokar-dokar dan Ina-ina Berkebaya

2 Maret 2012   08:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:38 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Oleh : Adiriansa Manu

MASOMBA, Kurang lebih 10 Tahun terakhir, pertama aku mengenal sebutan Masomba. Waktu itu saya sesekali mendengarkan kata masomba di perbincangkan sepupuku dan temannya. Saat kami, masih serumah di Jalan Rajawali, di Kota Palu. sekarang Ia telah menikah, dan tinggal di Desa Tolai. Mereka sering berbelanja di sana dan saya sering melihat mereka membawa pakaian, celana dan sayur-sayuran saat pulang. Itulah masomba yang saya kenal saatitu, kira-kira saya masih berumur 13 Tahun.

Suatu ketika, saya di ajak temanku untuk pergi kesana untuk membeli celana kain. Kami menaiki angkutan kota, waktu ituangkot masih banyak di temui di ruas-ruas jalan kota palu di Tahun 2004. Tak banyak orang memiliki kendaraan pribadi, mungkin karena kota palu belum banyak menerima impor kendaraan atau mungkin produksi kendaraan masih belum banyak.

Sopir angkutan kota, membawa kami mulai dari jalan Rajawali menembus jalan kartini. Berbelok di jalan Tanjung Santigi, melewati perempatan Tanjung Seng dan Tanjung Santigi. Lalu sampai di Masomba. Sedikit senyum, saat saya turun dari angkutan, mungkin karena baru pertama menginjakan kaki di masomba.

Terlihat di pinggir-pinggir jalan Ina-ina berpakaian kebaya, mereka berlindung di bawa payung yang di ikatkan pada tiang, rumah-rumah para penjual Ayam Potong dan penjual sayuran serta rempa-rempa. Jualan mereka bermacam-macam variasi, ada juga yang sama, tapi umumnya mereka menjual Toge. Toge seringkali di gunakan untuk campuran sayur Bunga Pepaya, bisa juga di campur dengan sayur Kangkung Cabut. Jika menyantapnya, akan di temui rasa sedikit pahit, apabila di campur dengan sayur bunga pepaya, sedikit renyah. Mungkin karena ada Toge.

Belum banyak terlihat kendaraan beroda dua, masih dokar-dokar lalu-lalang dan angkutan kota. Selain sampah-sampa, berserakan dan tomat-tomat busuk di persimpangan jalan. Tempat para penjual sayur-mayur. Jalannya pun masih belum di poles aspal dengan halus, masih terlihat benjolan-benjolan batu, terapung di sepanjang jalan masomba.

Kami hanya di luar, temanku tak mau masuk hingga kedalam-dalam. Alasannya panas. Memilih untuk berbelanja di luar saja. Hingga akhirnya kami membeli celana sesuai selerah masing-masing, setelah itu ia mengajak saya pulang.

Saya belum begitu tahu, tentang tembusan-tembusan jalan, karena baru satu tahun tinggal di Kota Palu. Sehingga saya tak perna berani, untuk pergi sendiri tanpa ada teman yang mengajak. Biasanya saya ikut bersama sepupuku, kalau ia pergi berbelanja sayur biasanya juga dengan temanku.

Satu tahun kemudian, adik sepupu saya menawarkanku untuk tinggal serumah, di salah satu kantor LSM, ia berusaha meyakinkan saya bahwa di sana saya akan di ajarinya main komputer. Karena penasaran dan ingin tahu dengan Komputer, saya memutuskan untuk pindah rumah. Ada empat orang lagi teman kami, dua orang di antaranya, juga berasal dari daerah yang sama, dengan saya dan keduanya lagiberasal dari Kulawi.

Setiap harinya, kami dibawakan rantangan sayuran ada juga lauk-Nya. Kata adik sepupuku, kantor yang membayarnya. Kira-kira dua hari berselang saya tinggal di rumah itu, saya dan adik sepupuku di beri uang oleh salah seorang pegawai kantor. Ia menyuruh kami, membelikannya buah pepayah dan buah pisang di Pasar Masomba. Saya tak banyak tanya karena adik sepupuku, katanya telah menguasai lorong-lorong ke Pasar Masomba saya hanya mengkutinya saja. Waktu itu kami berjalan kaki di lorong-lorong kecil, ukuran dua orang jika berjalan bersampingan, keluar dari tempat tinggal kami. Sepanjang jalan, kami banyak berdiskusi tentang keadaan di tempat tinggal kami, mulai dari pekerjaan hingga ke soal-soal pasar masomba.

Setelahnya sampai di pasar masomba, sepupuku langsung membeli satu buah pepaya dan satu sisir pisang ambon. Karena penasaran ingin melihat-lihat keadaan di dalam pasar saya mengajak sepupuku untuk masuk, ia merestui dan langsung menuntunku melewatu lorong kecil yang hanya bisa di lalui satu orang.

Dari ujung lorang, mulai terdengar suara-suara mesin gilingan kelapa parut, sangat berisik. Setelahnya sampai di dalam saya melihat orang-orang sibuk, menawarkan barang-barang sandang dan menyaksikan orang-orang lalu lalang ada juga yang menawar-nawar jualan.

Terasa panas, tercium bau-bau tak sedap, amis dan macam-macam bau hingga saya tak dapat mendefenisikannya.Tidak hanya itu, terlihat juga kelompok-kelompokpenjual berbagai macam jenis ikan, daging dan ayam potong.Jika melewatinya mereka akan menawarkannya, kata mereka harganya bisa kurang sedikit. Setelah puas melihat-lihat, saya memutuskan untuk pergi dan mengajak kembali adik sepupuku kembali ke tempat tinggal kami.

Hampir setiap hari kami pergi berbelanja di pasar masomba, mulai dari membeli sayur, ikan dan bua untuk BOS di kantor tempat kami tinggal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun