Mohon tunggu...
Dave Adrian
Dave Adrian Mohon Tunggu... -

Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Cikeas Pilih Agus Yudhoyono?

23 September 2016   14:50 Diperbarui: 23 September 2016   15:15 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Postingan instagram Agus Yudhoyono kamis lalu (22/9) hingga hari ini sudah mencapai 51ribu likes dan 5ribu komentar. Sebagian besar netizen menyayangkan Mayor Agus menjadi calon Gubernur dan meninggalkan karir milternya. Di tengah karirnya yang menurut Netizen sedang menanjak, Agus Yudhoyono malah "dijerumuskan" ke dunia politik. Dikutip dari kompas.com, politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul bahkan menyatakan, "Kok mau mendengarkan penjilat mempensiunkan anaknya dengan pangkat Mayor? Jangan lah karena ambisi politik yang di Demokrat itu Agus dikorbankan."

Kontroversi pun bermunculan dimana-mana, ada yang mendukung dan optimis, ada pula yang kecewa. Agus yang memiliki 1,4 juta followers di Instagram dan 264 ribu followers di Twitter, memang memiliki pesona luar biasa. Tak hanya dikenal sebagai putra Presiden kala itu, tapi ia memiliki bakat dan prestasi. Ia bahkan digadang-gadang menjadi calon Panglima TNI masa depan, mengingat segudang prestasi dan pencapaian yang ia raih dalam usia muda, 38 tahun! Namun pengumuman koalisi Cikeas kamis lalu, mengubah jalan hidup peraih gelar master dari Universitas Teknologi Nanyang dan Universitas Harvard ini. Calon jenderal ini pun, meninggalkan karir militer dan menjadi... Politisi. Kenapa?

Politik adalah ilmu sosial, bukan eksak seperti 1+1=2. Dalam politik 1+1 bisa jadi 1000 atau bisa jadi minus 1000. Tidak ada kawan dan lawan yang kasat mata, politik kadang sadis, tapi politik juga yang membawa perubahan bagi bangsa ini. Politik tergantung sudut pandang mana kita melihatnya. 

Katakanlah politik adalah ilmu pasti. Agus Yudhoyono dengan posisi Mayor dan masa pengabdian di TNI selama 16 tahun, baru bisa menjadi Jenderal Bintang Satu setelah mengabdi selama 24 sampai 27 tahun secara reguler atau prestasi (Sumber: Ditjenmiltun). Jika prestasinya bagus, mungkin Agus akan menjadi jenderal bintang satu sekitar 8 tahun lagi. Itu pun jika karir militernya bagus dan lancar. Tapi itu baru menjadi Jenderal Bintang Satu, belum menjadi Bintang Empat atau sebagai Kepala Staf TNI AD atau Panglima TNI. 8 tahun adalah waktu yang lama... paling tidak jika menghitung popularitasnya saat ini. Belum tentu Agus akan sepopuler sekarang 8 tahun lagi, atau bisa jadi ia lebih populer di masa mendatang (no one knows). 

Sementara melalui karir politik, dalam 8 tahun dari hari ini, bisa jadi Agus menjadi Gubernur DKI Jakarta, atau jika tidak pun ia bisa bersaing dalam pemilu 2019, entah sebagai calon anggota DPR atau bahkan calon Presiden RI. Bahkan jika pun menilik tahun 2024 pun bukan hal yang mustahil untuk membangun kekuatan politik serta kredibilitas sebagai politisi. Yang jelas, ini adalah MOMENTUM. Hitungan eksak yang dibumbui asam garam politik, Agus Yudhoyono akan mencapai "sesuatu" dalam kurun waktu kurang dari 8 tahun. 

Selain itu, belum adanya figur kuat pemimpin di Partai Demokrat selain SBY membuat terjunnya Agus ke dunia politik menjadi momentum penting (bukan jadi calon Gubernur menurut saya yang utama). Ya, sebuah momentum kelahiran demokrat. Sang anak kebanggaan akhirnya bisa turun tangan membantu sang "pepo" dalam kembali menaikkan pamor dan taji partai Demokrat. Tak menutup kemungkinan Agus Yudhoyono kedepan akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan SBY.

Rakyat menilai, bisa kah cucu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo membangkitkan (lagi) Partai Demokrat? atau bisa kah Agus Yudhoyono muncul di panggung politik praktis, dan langsung menyabet DKI-1 februari 2017 mendatang?

Siapa pun tak ada yang bisa menerka, pun pemimpin partai, pun lembaga survei, rakyat lah yang menentukan. Yang pasti, panji telah terbentang, tak mungkin menarik diri ke belakang... Menang tak dapat dihitung, Kalah pun bukan pilihan untuk mundur.  

Mengutip Gus Dur, "Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian." Dimana pun mengabdi, selama untuk rakyat... itu yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun