UNNES GIAT merupakan salah satu Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Semarang di bawah pengelolaan Pusat KKN Universitas Negeri Semarang dengan kata lain UNNES GIAT mirip dengan Program KKN yang biasanya juga dilakukan oleh Universitas Negeri Semarang.Â
Tim UNNES GIAT 2 desa Kradenan Klaten melaksanakan pemberdayaan kelompok penyandang disabilitas di Desa Kradenan melalui pelatihan pengolahan dan pemanfaatan limbah pertanian sekam padi menjadi briket bioarang.
Penyandang disabilitas memiliki permasalahan utama, yaitu terbatasnya akses terhadap pekerjaan, pelayanan pendidikan, transportasi, kesehatan, dan partisipasi politik.Â
Mereka kerap kali mengalami masalah berupa hambatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat, terhambatnya akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, serta sikap diskriminatif dari masyarakat.
Mahasiswa KKN UNNES desa Kradenan  begitu semangat menjelaskan penggunaan limbah sekam padi menjadi olahan briket arang kepada kelompok disabilitas. Siang itu, sekitar 30-an penyandang disabilitas dan pendamping yang tergabung dalam Komunitas Disabilitas, Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten sedang mendengarkan workshop produksi briket arang dari sekam padi yang diberikan oleh Ahmad Bayu (21).
Sejak Maret 2021 mereka mendapat dana stimulus dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM-LMP) sebagai modal pembeliaan alat produksi dan tenaga pelatih. "Kami memilih kegiatan pembuatan briket arang ini karena limbah sekam padi yang terdapat di Desa Kradenan masih belum digunakan secara maksimal," jelas Bayu, Jumat (26/8/2022) kemarin.
Â
Ketersediaan bahan baku yang melimpah, berupa sekam padi juga menjadi alasan KKN UNNES Desa Kradenan membuatkan sosialisasi pembuatan briket arang. Sebagian besar warga Kradenan memang punya sawah dan menghasilkan padi, sehingga limbah sekam padi melimpah. Sekam padi yang sudah dikeringkan dibakar kemudian dihancurkan sehingga menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Lalu, sekam padi yang sudah menjadi arang tersebut dihaluskan, sehingga menjadi serbuk arang. Proses selanjutnya adalah mencampur bubuk arang tersebut dengan tepung tapioka agar serbuk arang tersebut bisa merekat ketika dicetak. Briket dicetak berbentuk silinder kecil-kecil agar mudah didistribusikan, kemudian dikeringkan melalui proses penjemuran dengan sinar matahari.Â