PONTIANAK - Keinginan untuk mengembangkan agrobisnis di dunia pendidikan, khususnya di sekolah, semakin tak terbendung usai mengunjungi langsung kediaman Om Yohanes S. Laon, pengagas agrobisnis di bawah payung UFC (Urban Farm Community) di Provinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak, tepatnya di kawasan Sungai Jawi Pontianak. Saya berkunjung bersama seorang sahabat yang tak terlalu dikenal baik, tetapi dapat berteman dengan baik, Bang Budi Miank, orang biasa menyebutnya. Dia teman dari temanku Erwin Gode yang waktu itu menyusul setelah melaksanakan tugas kenegaraannya. Sabtu (10/9/2016)
Kediaman yang tak begitu luas namun asri nan indah oleh untaian dan jejeran sayur-mayur dari berbagai varietas yang tak asing ketika kita berbelanja di pasar sayur, seperti tomat, pare, bayam, kangkung, kacang okra, kacang panjang, timun, dan cabe. "Dengan lahan yang sempit saja, sudah begitu banyak sayuran yang bisa dipetik. Apalagi jika lahan yang luas seperti di tempatku mengabdi saat ini," pikirku dalam hati.
Perkarangan rumah yang terbatas namun masih bisa menjalankan program ini (Argobisnis)
Dalam pertemuan itu kami mendapat pengetahuan singkat dalam mengelola agrobisnis ini. Pembicaraan diawali dengan pangsa pasar untuk jenis sayuran, artinya melihat peluang untuk penjualan sayuran di wilayah Kota Pontianak. Dan ternyata peluang itu masih sangat besar, apalagi di beberapa wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Beberapa hal yang menjadi momok menakutkan bagi orang awam ketika hendak memulai bisnis adalah takut kalah saing, takut tak laku. "Kebutuhan sayuran untuk wilayah Kota Pontianak saja hampir mencapai 40 ton per hari. Kami baru 800 kilo hingga 1,8 ton per harinya dengan lahan 5-6 hektar. Target ke depan mudah-mudahan bisa 4-6 ton," ungkap Om Yohanes meyakinkan kami yang sembari tadi menyimak dengan serius.
Seorang teman sedang mengamati beberapa jenis tanaman jenis sayuran. Berharap dapat diterapkan di rumah sendiri (Dok. Pri)
Bayangkan saja jika dalam satu kilo sayuran keuntungannya Rp3.000,00 per harinya dikalikan 800 kilo pada lahan kurang lebih 5-6 hektar, totalnya Rp2.400.000,00. Dipotong operasional dan lain-lain, anggap sajalah keuntungan bersihnya hanya Rp500.000,00 per hari dan jika dikalikan per bulan (30 hari), akan diperoleh saldo bersih sekitar Rp15.000.000,00.
Masih ragu dengan agrobisnis? Haha....
Seorang anak yang tak mau ketinggalan gaya di antara tanaman tomat (Dok. Pri)
Kemudian diskusi berlanjut pada sesuatu yang kami tunggu-tunggu selama ini, yaitu bagaimana langkah awal mengelola lahan. Jadi, menurut beliau, lahan yang dikelola dengan baik akan menghasilkan hasil yang baik pula. Ketika akan memulai usaha ini, hal utama dan pertama yang harus dipersiapkan adalah lahan. Media yang digunakan adalah tanah. "Tanah yang digunakan ini tanah gambut. Tetapi perlu diingat tanah ini harus dilumuri dengan kapur untuk mengurangi kadar asam dalam tanah tersebut dan dicampur sekam padi yang telah dibakar. Selain membuat tanah menjadi subur, sekam padi juga akan melindungi tanaman dari hama," terangnya blak-blakan memberi contoh beberapa tanaman yang tumbuh subur di perkarangan rumahnya itu.
Seorang teman yang tak ingin momen ini hilang begitu saja (Dok. Pri)
Nah, itulah beberapa bocoran yang dapat saya bagikan ke pembaca sekalian. Semoga bocoran ini dapat memacu gerakan menyelamatkan yang tersisa sesuai motto gerakan menanam sayur yang dicanangkan Om Yohanes S. Laon. Kami pun pulang membawa pengalaman dan pengetahuan dalam mengelola agrobisnis dengan varietas sayur-mayur. Walau sedikit namun sangat bermanfaat bagi saya khususnya. Dan sepertinya teman saya tertarik. Terima kasih, Om. Tuhan memberkati....
Sang pengagas, Yohanes S. Laon/Lancui (kanan) dengan seorang redaktur salah satu media cetak di Kalbar, Budi Miank (Kiri)
Santai sejenak sambil menikmati secangkir kopi (Dok. Pri)
Pontianak, 11 September 2016
Adrianus Marsel
(Independen Writer Indonesia Kalbar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Money Selengkapnya