Mohon tunggu...
Humaniora

Aset Masa Depan

6 September 2015   22:56 Diperbarui: 6 September 2015   23:33 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak itu merupakan aset di masa depan. Anaklah yang akan meneruskan keturunan dari keluarga. Jika tidak diperhatikan bagaimana cara mendidik sang anak, suatu saat anak ini bukannya menjadi aset yang mengharumkan nama orang tuanya tetapi justru akan menjadi aib bagi keluarga. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Berikan Teladan
Anak-anak adalah pembelajar yang baik karena pada saat itu mereka sangat penuh dengan rasa ingin tahu. Mereka terlahir ke dunia ini ibarat kertas yang putih dan bersih, tinggal orang tua dan lingkungannya lah yang akan menentukan apakah kelak dia akan mengisi kertas yang putih itu dengan gambar yang baik atau justru sebaliknya. Anak-anak belajar dengan cara melihat dan mendengar. Maka sebagai orang tua harus bisa meneladankan perilaku yang baik dan perkataan yang baik dan benar.
Banyaknya terjadi kegagalan dalam mendidik anak biasanya karena tidak mampunya orang tua meneladankan perilaku kepada anaknya. Pepatah mengatakan "buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya", pepatah ini memang benar. Anak adalah cermin dari orang tuanya. Jika anda sebagai orang tua ingin mengajarkan kejujuran maka tentu harus selalu berkata jujur, jika ingin mengajarkan sopan santun, maka tentu juga harus bersikap sopan santun, jika ingin mengajarkan kedisplinan maka tentu harus bersikap disiplin. Contoh kejadian yang banyak terjadi di masyarakat yaitu orang tua yang melarang anaknya merokok sementara dirinya sendiri adalah seorang perokok. Inilah mengapa anak remaja yang merokok saat ini semakin meningkat.

Berikan Pengertian
Cara mendidik anak berikutnya yaitu mulai dari kecil orang tua harus memberikan pengertian-pengertian yang baik tentang kehidupan. Pengertian ini bisa dikatakan adalah teori-teori kehidupan yang baik yang akan berguna untuk kesuksesan anak di masa depan. Sebagai contoh, pengertian tentang kejujuran, tentang kedisiplinan, tentang integritas, tentang menolong sesama, peduli lingkungan, bekerja keras dan lain-lain. Dengan pengertian-pengertian hidup yang baik maka anak akan lebih cepat dewasa. Dewasa yaitu bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak. Untuk memberikan pengertian ini berarti orang tua harus menambah ilmu-ilmu tentang pengertian hidup yang baik, itu tandanya sebagai orang tua pun tidak ada kata untuk berhenti belajar.

Berikan Penderitaan Artificial
Fakta membuktikan bahwa banyak sekali orang yang sekarang sukses dahulunya adalah seorang anak yang lahir dari keluarga tidak mampu atau keluarga biasa-biasa saja. Hal ini ternyata anak-anak yang lahir dari keluarga tidak mampu seringkali dipaksa untuk bekerja keras dan merasakan penderitaan dibandingkan dengan anak orang kaya yang hidupnya penuh dengan kemewahan. Penderitaan yang dialami waktu kecil itu akan membangkitkan mental anak-anak yang berguna untuk masa depan mereka. Pepatah mengatakan : "Orang yang selagi mudanya lemah, maka akan dipaksa bekerja keras di masa tuanya". Untuk menghasilkan seorang anak yang sukses jangan pernah memanjakan anak. Justru anak harus dilatih penderitaan dan perjuangan mulai dari kecil, hal ini bisa dimulai ketika anak sudah mulai berjalan logika berpikirnya.
Penderitaan artificial bukan berarti anak disiksa untuk menderita, tetapi anak dikondisikan serba terbatas dan ada syarat untuk mendapatkan sesuatu. Salah satu contohnya, ketika anak ingin dibelikan mainan, maka orang tua harus memberikan syarat yang memiliki tujuan untuk mendidik mental dan kepribadian anak. Misalkan, "Kamu akan mama belikan handphone dengan syarat kamu rajin membereskan dan membersihkan kamar tidurmu" atau "Kamu akan mama belikan komputer jika kamu rajin belajar dan nilaimu rata-rata 8". Tentu persyaratan ini bisa dikreasikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Semakin besarnya imbalan yang dijanjikan pada sang anak maka persyaratan yang diberikan harus lebih besar pula.

Dorong Anak Untuk Berani Mencoba Sesuatu
Seorang anak adalah pembelajar yang hebat, dan mereka dilahirkan dengan tidak ada rasa takut. Rasa takut itu mulai muncul ketika lingkungan mulai memasukan virus-virus ketakutan dengan kata-kata "Jangan”, “Tidak boleh”, dan “Awas". Sebagai orang tua tentu keberanian anak harus diperhatikan, jika sang anak mulai menjadi seseorang yang tidak berani, pemalu, tidak percaya diri, maka anak tersebut harus didorong dan diberi motivasi untuk berani dan percaya diri. Sebagai contoh, ketika ada pentas berilah motivasi dan dukungan pada mereka untuk maju ke pentas seni, baik itu menyanyi, menari, berpidato dan lain-lain. Daftarkanlah anak-anak pada lomba-lomba untuk mengasah keberanian dan kepercayaan dirinya. Jika dalam lomba tersebut ia kalah teruslah diberi motivasi untuk mencoba lagi dan berikan harapan terus menerus. Anak yang dididik dengan harapan, kelak akan menjadi orang yang mampu bermimpi dan berjiwa besar.

 

SUMBER: KARYA TULIS "PENGARUH POLA MENDIDIK ANAK TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL ANAK" Karya: Adrian Joseph Tito

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun