Aktivis bisa dibilang adalah sebagai gerakan intelektual organik yang mampu mengartikulasikan segala bentuk permasalahan sosial dan politik, mereka adalah masyarakat pertengahan yang mampu menjadi pembawa aspirasi masyarakat kelas bawah kepada masyarakat kelas atas, dan kontinuitas para aktivis turun kejalan untuk menyuarakan aspirasi rakyat kepada pemerintah membuat mereka memiliki kapasitas untuk bisa menyuarakannya di lembaga struktural. Maka, agar para aktivis yang idealis ini tidak sekedar berteriak diluar pagar lembaga pemerintahan, mereka harus masuk ke struktur pemrintahan dan mengubahnya dari dalam.
Prabowo Subianto bersama GERINDRA memang memiliki terobosan baru sebagai Parpol, banyak langkah-langkah politik dan gagasan yang melampaui Partai lain, gagasan menolak intervensi asing, membangun pemerintahan yang bebas korupsi, membela kaum buruh, membela petani, membela nelayan, dan pedagang kaki lima, bisa dikatakan sangat sejalan dengan perjuangan para aktivis mahasiswa yang sering melakukan advokasi pada isu-isu tersebut.
Sejak PEMILU 2009, Prabowo Subianto dan GERINDRA sudah memunculkan visi untuk menghapuskan sistem outsourcing, dan di PEMILU 2014 ini Prabowo Subianto adalah satu-satunya capres yang berani tanda tangan kontrak politik dengan para buruh untuk menghapuskan sistem outsourcing, menaikan gaji guru honorer dan pegawai honorer. Memang kalau bisa dibilang Prabowo Subianto terkesan nekat, tapi menurut penulis masih kalah nekat ketika Prabowo Subianto beserta anak buahnya menjadi orang Asia Tenggara pertama yang menancapkan Sang merah putih dan bertakbir di puncak gunung Everest, keberanian dan tekad yang kuat adalah modal utama mencapai tujuan.
Getaran dukungan rakyat pada Prabowo dan GERINDRA sangat terasa ketika pada PEMILU 2014, dimana sebelumnya perolehan parlementary threshold GERINDRA di PEMILU 2009 hanya 4,6%, dan pada 2014 ini menaik drastis menjadi 11,80%, ini menunjukkan bahwa Prabowo effect sangat ampuh menaikan presentase untuk GERINDRA sampai 7%, sedangkan Partai lain paling besar hanya mampu menaikan presentase sampai 5%, karena memang rakyat melihat sosok Prabowo Subianto adalah antitesis dari pemimpin sebelumnya. Kini rakyat membutuhkan pemimpin yang tegas, berani melawan intervensi asing, danpunya gagasan brilliant tentang ekonomi kerakyatan.
Dan kita semua tau, dalam PEMILU selalu saja ada kejutan, Golkar pada PEMILU 2004 menjadi Partai pemenang Pileg, justru saat pilpres SBY yang di usung Partai Demokrat yang berhasil terpilih sebagai Presiden. Jadi, Prabowo Subianto adalah kandidat yang perlu sangat diperhitungkan di pilpres nanti, karena terbukti di acara peringatan hari buruh dunia, orasi Prabowo Subianto berhasil menggetarkansemangat ratusan ribu buruh, sepertinya ruh Bung Karno menitis ke diri Prabowo Subianto.
Kini para aktivis idealis yang sering turun kejalan memperjuangkan nasib rakyat dengan demontrasi, mulai banyak yang bergabung dengan GERINDRA, ditambah ormas-ormas yang melakukan advokasi pada nasib buruh dan petani juga mulai menyatakan dukungan pada Prabowo Subianto. Jadi selain berkoalisi dengan beberapa Partai politik untuk menuju pilpres, Prabowo dan GERINDRA juga mendapatkan rekan koalisi yaitu para buruh. Getaran dukungan rakyat makin kuat, tinggal Allah SWT yang menentukan.
Adriansyah
Alumni Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah
085710140491
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI