Mohon tunggu...
Adrian A. Pradana
Adrian A. Pradana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Matematika, Bercita-cita untuk menjadi aktuaris dan mempunyai perusahaan media massa, Hobi membaca, naik gunung, pergi ke tempat yang asing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

One Day At School

15 Januari 2010   23:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:26 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jika aku teringat masa ketika aku masih di sekolah dasar, maka aku akan ingat suatu masa yang penuh dengan senyuman, langkah riang gembira, dan taman bermain yang indah di sekolahku. Beruntung aku mendapatkan itu semua. Namun, belasan tahun kemudian aku sudah menjadi seorang mahasiswa, terpapar seluruhnya oleh kedua mataku ternyata tidak semua kenangan indah masa sekolah dasar itu dialami oleh semua anak di negeri ini. Mungkin tidak ada kata bermain setelah jam sekolah selesai. Atau tidak kegiatan menonton televisi jika tidak ada pekerjaan rumah.

Bertempat di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Bandung. Himpunan Mahasiswa Matematika Institut Teknologi Bandung mengadakan kegiatan One Day at School di SD Negeri 3 Pagerwangi. Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk bakti sosial anggota baru HIMATIKA Institut Teknologi Bandung angkatan 2008. Kami semua diajak untuk lebih peduli dengan pendidikan di daerah ini. Desa Mekarwangi memang tidak terlalu jauh dari pusat kota Bandung. Namun apa yang terjadi? Fasilitas di sini masih minim. Sungguh kenyataan yang memilukan jika di sekitar perguruan tinggi negeri yang katanya ternama itu masih ada sekolah dengan keadaan seperti ini. Tanggung jawab moral kami sebagai mahasiswa yaitu pengabdian masyarakat. Kata-kata pengabdian masyarakat diharapkan tidak semata-mata ada di Tridharma Perguruan Tinggi, namun dapat dilaksanakan dalam bentuk nyata. Berbeda sekali ketika saya masih menjadi siswa SMA di mana kewajiban untuk melakukan pengabdian masyarakat belum ada. Kami memang tidak bisa membantu secara finansial, kami hanya mempunyai tenaga dan pikiran yang dapat kami maksimalkan penggunaannya demi perubahan menuju arah yang lebih baik. [caption id="attachment_54794" align="aligncenter" width="276" caption="one-day-at-school"][/caption]

Hari Minggu yang dingin, dengan udara yang masih basah oleh embun pagi kami bersiap-siap menyiapkan tempat bermain untuk siswa SDN 3 Pagerwangi ini. Ruangan kelas yang berisi bangku-bangku itu kami sulap menjadi berbagai pos bermain. Hari Minggu mungkin memang hari yang tepat untuk bermalas-malasan di rumah. Namun saya sedikit terkejut, beberapa anak ada yang datang lebih awal. Tampak raut muka yang semangat di tiap simpul senyum manis mereka. Ada yang datang sendiri, ada yang bersama orang tuanya. Semangat ini tampak lebih nyata lagi di acara pertama yaitu senam pagi. Senior saya telah membuat senam pagi gembira dengan gerakan-gerakan yang membuat semua badan bergerak. Tidak hanya para siswa saja yang melakukan senam pagi, tapi kami semua.

Semua kelas dari kelas 1 hingga kelas 6 didampingi beberapa orang kakak pembimbing yang nantinya disingkat Kambing agar kedengarannya menarik untuk anak-anak. Kambing ini bertugas menjaga, mengatur, dan membimbing adik-adiknya sewaktu acara dari pos ke pos dimulai. Saya yang juga menjadi Kambing mendapat kelompok dari kelas 3. Pos pertama yang saya hadapi yaitu pos berhitung. Di pos ini, tidak hanya anak-anak saja yang bermain, namun para Kambing juga turut serta membantu adik-adiknya agar dapat melalui pos ini dengan baik. Peraturan di pos berhitung cukup sederhana, kami diberi soal aritmatika dan para siswa harus menjawabnya, tetapi jawaban itu ada di seberang ruangan, dan untuk mengambil jawaban, Kambing harus menggendong salah satu anak ke seberang ruangan untuk mengambil jawaban. Memang saya merasakan sedikit lelah karena harus menggendong beberapa anak bolak-balik ruangan. Lelah itu sirna ketika melihat senyum simpul para siswa yang bersorak riang karena hasil menghitungnya benar.

Dari berbagai pos lainnya, yang menarik minat saya adalah pos kreativitas. Di pos ini kami membuat mading. Kambing juga turut serta mengajak adik-adiknya untuk membuat satu mading yang kontennya mereka pilih terlebih dahulu. Alangkah senangnya ada salah satu anak yang berusaha menempel gambar yang dibuatnya ke mading yang terbuat dari styrofoam itu. Selain gambar, kami juga membuat berbagai hiasan seperti bintang-bintang, bunga, dan aksesoris lainnya untuk memperindah mading yang kami buat bersama. Salah satu anak menggambar mobil dan saya memuji anak tersebut karena gambarnya yang bagus.

Tujuan utama dari diadakannya kegiatan One Day at School ini adalah meningkatkan semangat belajar para siswa di SDN 3 Pagerwangi. Semangat itu diharapkan muncul dari berbagai games yang disajikan. Games-games tersebut berisi materi yang biasa diajarkan oleh guru namun kami berusaha mengemasnya dengan bentuk yang berbeda agar timbul motivasi lebih untuk menuntut ilmu. Memang acara ini hanya berlangsung satu hari saja, namun kami berharap acara satu hari ini dapat membuat perubahan nyata bagi dunia pendidikan di sana. Inovasi bentuk pendidikan sangat diperlukan saat ini karena pengajaran di sekolah yang cenderung monoton dan mematikan kreativitas siswa. Selain mengadakan One Day At School, seluruh anggota baru HIMATIKA wajib menyumbangkan buku-buku ke perpustakaan SDN 3 Pagerwangi sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan minat baca para siswa.

Selain kegiatan games, kami juga mengadakan kuesioner untuk para siswa. Karena siswa sekolah dasar masih belum bisa mengisi kuesionernya sendiri, kami harus sedikit memodifikasi kuesioner menjadi tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan itu berisikan tentang bagaimana cara belajar siswa, keadaan keluarga, profesi orang tua, dan pendapat mereka tentang kegiatan One Day At School ini. Dilihat dari kondisi mereka, ada berbagai kendala yang harus dihadapi oleh siswa SDN 3 Pagerwangi ini. Orang tua mereka rata-rata bekerja sebagai buruh tani yang tentu saja upahnya tidak seberapa. Sepulang sekolah, mereka harus membantu orang tua mereka di ladang. Selain faktor ekonomi, keadaan geografis yang berbukit-bukit juga menjadi kendala transportasi mereka menuju sekolah. Rata-rata mereka berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Dengan begitu, bisa dilihat bahwa masih ada rasa optimisme dari mereka untuk menuntut ilmu. Semoga kegiatan yang kami adakan di hari Minggu itu semakin menambah lagi semangat dan motivasi mereka untuk selalu giat menuntut ilmu. Saya merasa bahagia melihat semangat mereka di hari itu. Kegiatan yang hanya sehari ini, saya harap dapat memberikan efek selamanya bagi mereka.

Kegiatan hari itu, ditutup dengan pembagian es krim dengan gratis. Terdengar sorak-sorai bergembira karena mendapatkan es krim gratis. Dengan sigap mereka langsung mengantri. Kami para Kambing juga ikut menyiapkan es krim yang berasal dari tukang es krim yang sering berjualan di depan halaman sekolah. Setelah mendapatkan es krim, mereka pulang satu per satu. Memang badan ini terasa lelah. Menggendong, ikut dengan mereka untuk bermain, tertawa riang, dan lain sebagainya telah kami lakukan selama setengah hari ini. Hanya senyum dan semangat mereka yang dapat membayar kelelahan kami. Kami berencana akan memasukkan kegiatan ini ke dalam program kerja kami. Konsepnya adalah mengadakan pendidikan non-formal di lingkungan sekolah dasar pada hari Minggu dari sekolah ke sekolah lainnya.

Saya yakin, masih banyak cara untuk membuat pendidikan di negeri ini menjadi lebih baik karena jiwa muda adalah jiwa yang penuh dengan kreativitas. Tidak perlu kita menyalahkan pemerintah atas semua ini. Kesalahan memang kelemahan manusia namun belajar dari kesalahan adalah kelebihan dari manusa. Kita hanya memerlukan pergerakan nyata yang langsung berdampak pada peserta didik. Tidak perlu lagi memikirkan apakah kegiatan yang kita lakukan itu memberikan perubahan secara menyeluruh. Perubahan, itulah hal yang penting dari semua esensi kegiatan yang kita lakukan. Sekecil apapun perubahan yang ada, tidak menutup kemungkinan menjadi bahan inspirasi perubahan-perubahan yang akan muncul nantinya.

Embun pagi telah pergi dari dedaunan, mengering seiring tingginya mentari yang mulai terik. Peluh dan lelah mulai menyeruak namun hanya senyuman dan semangat belajar dari anak-anak itu yang membuat kami melupakan itu semua. Semoga adikku ini menjadi orang yang berguna di masa depan, membuat para pemimpin di negeri ini tersadarkan oleh kenyataan bahwa tidak semua anak dapat merasakan pendidikan yang layak. Engkau akan jadi pahlawanku disaat aku hanya mampu duduk di kursi goyang sambil membaca berita tentang kesuksesanmu memimpin negeri ini. Aku akan menunggu saat-saat itu kawan!

tulisan ini juga di post di blog saya http://blog.adrianpradana.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun