Nama alun-alun Sangkala Buana memilki arti, yaitu 'sangkala' yang artinya waktu dan 'buwana' yang artinya bumi. Semenjak zaman Sunan Gunung Djati, alun-alun depan Keraton dinamai Sangkala Buwana. Di tengah-tengahnya tumbuh sepasang beringin Jenggot, namun semenjak tahun 1930 beringin itu sudah tidak ada lagi.
Tanggal 06-11-1988 alun-alun diperindah, disesuaikan dengan pola keindahan tata kota oleh pemuda Cirebon dengan seizin Sultan Sepuh Kasepuhan.
Dahulu alun-alun fungsinya untuk rapat akbar atau apel besar dan baris berbaris para prajurit atau latihan perang-perangan juga pentas perayaan Negara.
Selain itu, alun-alun tersebut juga digunakan untuk pelaksanaan hukuman eksekusi dan acara Sabtonan. Acara Sabtonan diadakan setaiap hari sabtu yang diisi dengan kegiatan latihhan keprajuritan, seperti berkuda sambil memanah, lempar tombak, dan lain-lain. Oleh karena itu, alun-alun dijadikan sebagai tempat pusat sosial dan budaya.
Terdapat pasar bernama pasar Gede yang merupakan struktur bagian dari alun-alun. Adanya pasar tersebut adalah untuk penunjang kehidupan masyarakat di kota Raja. Kota Raja adalah sebutan untuk ibu kota pada saat itu di mana ada istana dan juga sultan yang tinggal di sana.Â
Oleh karena itu, pasar Gede dijadikan sebagai pusat untuk melakukan berbagai macam kegiatan ekonomi pada masanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H