Di kota Tangerang yang riuh dengan kesibukan, terdapat kisah cinta yang memilukan antara Matteo dan Alora. Meskipun penuh warna-warni kehidupan perkotaan, takdir membawa mereka ke ujung kisah yang menyedihkan. Matteo yang bekerja sebagai pegawai swasta dan Alora yang bekerja di salah satu kantor di pusat kota, berusaha menjalin cinta di tengah kesibukan mereka.
    Namun, cobaan datang ketika Matteo terlibat dalam kecelakaan tragis yang mengubah segalanya. Luka-luka parah membuatnya kehilangan pekerjaan, dan Alora harus menghadapi perjuangan untuk merawatnya. Keuangan yang terbatas dan tekanan hidup membuat kisah cinta mereka semakin rumit. "Alora, maafkan aku. Aku harus pergi mencari pekerjaan yang bisa menyokong kita berdua. Aku janji akan kembali" ucap Matteo kepada Alora. Namun Alora tidak ingin sang kekasih pergi meninggalkannya "Matteo, jangan pergi. Kita bisa menghadapi ini bersama. Aku tak peduli apa yang terjadi" kata Alora.
    "Aku tahu, Alora. Tapi aku harus melakukan ini untuk kita berdua. Percayalah, aku akan kembali" Matteo terus berusaha untuk membujuk Alora agar ia membiarkannya pergi. Alora berusaha untuk menahan tangisnya akan tetapi tangisan Alora pecah disaat Matteo memeluknya "Maaf, Alora" kata-kata terakhir yang diucapkan Matteo kepada Alora sebelum ia pergi.
    Seminggu berlalu dengan keadaan Matteo yang dalam keputusasaan, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan kota Tangerang untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan meninggalkan Alora tanpa pamit. Alora yang terpukul berusaha mencari tahu keberadaannya, namun tidak ada hasil sama sekali. Kisah cinta mereka yang dulu penuh harapan, kini hanyalah kenangan pahit di tengah gemerlap kota Tangerang.
    Hingga suatu hari, Alora mendapatkan kabar bahwa Matteo telah meninggal dunia dalam kecelakaan kerja di tempat yang jauh. Kesedihan mendalam melanda hati Alora, dan kota Tangerang yang dulu menjadi saksi kisah cinta mereka, kini hanya menyisakan kenangan yang pahit dan hampa.
    Sudah setahun berlalu semenjak kepergian Matteo, kota Tangerang terasa sepi tanpa kehadirannya. Setiap sudut jalan, setiap rindang pepohonan, semuanya mengingatkanku pada kenangan manis kita bersama.Â
    Bagaimana mungkin segalanya berubah begitu cepat? Dulu kita tertawa, bercanda, dan bermimpi bersama. Sekarang, aku sendiri di tengah hiruk-pikuk kota yang dulu kita sebut 'rumah'. "Aku tak tahan rindu ini, Matteo. Kapan kita bisa bersama lagi?" keluh Alora.
    Hari demi hari pun berlalu, Alora mencoba memulai hidup baru di kota Tangerang yang perlahan kehilangan warnanya. Dia memutuskan untuk terus bekerja dan membangun masa depannya sendiri. Namun, rasa kehilangan yang mendalam tetap menghantuinya setiap hari.
    Suatu saat, Alora bertemu dengan seorang pria baik hati bernama Galen. Galen dengan sabar mendengarkan cerita Alora tentang Matteo dan memberikan dukungan moril yang dia butuhkan. Hubungan mereka pun tumbuh menjadi persahabatan yang kuat.
    Sayangnya, meskipun Alora mencoba membuka hatinya untuk Galen, tetapi bayangan Matteo yang terus menghantuinya membuatnya sulit untuk sepenuhnya memberikan hatinya. Galen dengan kesabaran dan pengertiannya berusaha mendekati Alora, tetapi pertahanan emosional Alora terlalu kuat.
    Suatu hari, Alora jatuh sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Galen tetap setia menemani dan merawatnya. Di malam terakhir Alora, ketika bulan purnama bersinar cerah di langit Tangerang, ia melepaskan nafas terakhirnya dengan senyuman tipis di bibirnya.