Pemikiran skeptis masyarakat hanya bisa ditundukkan dengan pembuktian janji dan kepedulian pemimpin kepada rakyatnya. Logika masyarakat sudah begitu membaik, tidak lagi mudah percaya dengan janji-janji politik pada saat kampanye. Di Sumatera Selatan, diam-diam masyarakat tengah merindukan kehadiran sosok pemimpin yang muda dan peduli terhadap rakyatnya. Pemimpin yang tulus, mau mengerti dan bekerja keras untuk perbaikan hidup mereka.
Sebab selama ini yang mereka lihat dan rasakan sering sebaliknya. Ada jarak teramat jauh membentang antara singgasana pemimpin dengan keringat dan denyut kehidupan rakyat. Pemimpin asing dengan rakyatnya dan rakyat asing dengan pemimpinnya. Kini, rakyat semakin tahu apa yang mereka mau.
H Herman Deru SH MM, barangkali satu dari sedikit pemimpin dengan sosok yang beda. Sepakterjangnya selama tujuh tahun sebagai Bupati OKU Timur bertolak dari sebuah prinsip sederhana, tapi teramat penting yakni “mendengarkan harapan rakyat”.
Dalam sepekan, dua hari saja Bupati ini duduk di kantor. Lima hari selebihnya, dia blusukan keluar masuk kampung di OKU Timur. Disana Herman Deru berdialog, mendengar dan menyaksikan langsung keadaan rakyatnya. Dari sini pula Herman Deru mendapatkan bahan bagi setiap kebijakan yang harus dirumuskannya.
Prestasi
Sebagai Bupati pertama daerah pemekaran, kerja keras Herman Deru menuai hasil. Dalam rentang lima tahun, wajah OKU Timur berubah drastis. OKU Timur, dengan penduduk 600.000 jiwa tercatat sebagai daerah paling sejahtera di Sumatera Selatan (BPS,2012).
Untuk bidang pertanian, Herman Deru, selain meningkatkan produktifitas beras, juga menjaga stabilitas harganya. Caranya adalah pemerintah membeli langsung hasil panen rakyat, kemudian dibagikan sebagai insentif kepada seluruh PNS Kabupaten OKU Timur.
Sukses di bidang pertanian membuat OKU Timur diakui sebagai daerah penghasil pangan dan Herman Deru dipilih menjadi Ketua Umum Forum Daerah Penghasil Pangan Indonesia.
Herman Deru melakukan langkah terobosan di bidang-bidang lainnya. Untuk perkebunan karet, selain memberikan bibit gratis, pun melarang investor membeli lahan rakyat. Investor cukup membangun pabriknya saja. Tujuannya agar lahan tetap dimiliki warga dan terhindar dari konflik konflik pertanahan.
Juga memberlakukan Program Asuransi Lahan Pertanian dan Perkebunan. Melakukan penataan pasar-pasar tradisional agar nyaman dan tertib sebagai pusat perdagangan. Mengurai kemacetan dengan membangun jalan lingkar setara jalan tol dalam kurun waktu dua tahun, menyediakan sarana transportasi umum melalui Trans Martapura. Dan program bedah rumah, di OKU Timur sekitar ribuan rumah warga miskin telah direhab menjadi layak huni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H