Mohon tunggu...
Adrian Kusitan
Adrian Kusitan Mohon Tunggu... -

ilmu yg berguna bwt sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendengar Harapan Rakyat, Membangun Sesuai Selera Rakyat

27 April 2013   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:31 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemikiran skeptis masyarakat hanya bisa ditundukkan dengan pembuktian janji dan kepedulian pemimpin kepada rakyatnya. Logika masyarakat sudah begitu membaik, tidak lagi mudah percaya dengan janji-janji politik pada saat kampanye. Di Sumatera Selatan, diam-diam masyarakat tengah merindukan kehadiran sosok pemimpin yang muda dan peduli terhadap rakyatnya. Pemimpin yang tulus, mau mengerti dan bekerja keras untuk perbaikan hidup mereka.

Sebab selama ini yang mereka lihat dan rasakan sering sebaliknya. Ada jarak teramat jauh membentang antara singgasana pemimpin dengan keringat dan denyut kehidupan rakyat. Pemimpin asing dengan rakyatnya dan rakyat asing dengan pemimpinnya. Kini, rakyat semakin tahu apa yang mereka mau.

H Herman Deru SH MM, barangkali satu dari sedikit pemimpin dengan sosok yang beda. Sepakterjangnya selama tujuh tahun sebagai Bupati OKU Timur bertolak dari sebuah prinsip sederhana, tapi teramat penting yakni “mendengarkan harapan rakyat.

Dalam sepekan, dua hari saja Bupati ini duduk di kantor. Lima hari selebihnya, dia blusukan keluar masuk kampung di OKU Timur. Disana Herman Deru berdialog, mendengar dan menyaksikan langsung keadaan rakyatnya. Dari sini pula Herman Deru mendapatkan bahan bagi setiap kebijakan yang harus dirumuskannya.

Prestasi

Sebagai Bupati pertama daerah pemekaran, kerja keras Herman Deru menuai hasil. Dalam rentang lima tahun, wajah OKU Timur berubah drastis. OKU Timur, dengan penduduk 600.000 jiwa tercatat sebagai daerah paling sejahtera di Sumatera Selatan (BPS,2012).

Untuk bidang pertanian, Herman Deru, selain meningkatkan produktifitas beras, juga menjaga stabilitas harganya. Caranya adalah pemerintah membeli langsung hasil panen rakyat, kemudian dibagikan sebagai insentif kepada seluruh PNS Kabupaten OKU Timur.

Sukses di bidang pertanian membuat OKU Timur diakui sebagai daerah penghasil pangan dan Herman Deru dipilih menjadi Ketua Umum Forum Daerah Penghasil Pangan Indonesia.

Herman Deru melakukan langkah terobosan di bidang-bidang lainnya. Untuk perkebunan karet, selain memberikan bibit gratis, pun melarang investor membeli lahan rakyat. Investor cukup membangun pabriknya saja. Tujuannya agar lahan tetap dimiliki warga dan terhindar dari konflik konflik pertanahan.

Juga memberlakukan Program Asuransi Lahan Pertanian dan Perkebunan. Melakukan penataan pasar-pasar tradisional agar nyaman dan tertib sebagai pusat perdagangan. Mengurai kemacetan dengan membangun jalan lingkar setara jalan tol dalam kurun waktu dua tahun, menyediakan sarana transportasi umum melalui Trans Martapura. Dan program bedah rumah, di OKU Timur sekitar ribuan rumah warga miskin telah direhab menjadi layak huni.

Atas semua kerja keras sang Bupati Dua Lima (Herman Deru) selama lima tahun pertama kepemimpinannya, rakyat OKU Timur memberikannya persembahan hadiah yang setimpal. Dalam Pemilukada kedua OKU Timur, Herman Deru dipilih 95 persen warga, hampir tanpa kampanye. Tercatat dalam museum rekor Indonesia (MURI) sebagai pilkada teraman, pilkada dengan dukungan terbanyak.

Menuju Sumsel Satu

Herman Deru, diusianya yang tergolong muda (45) meneguhkan sebuah tekad dan cita-cita ingin memperluas lahan pengabdiannya di Sumatera Selatan. Sebagai warga negara, dia ingin menggunakan haknya untuk“Berlomba dalam kebaikan” (fastabiqulkhairat), memimpin Sumsel dalam pemillihan kepala daerah 2013.

Herman Deru sangat menyadari, dalam demokrasi untuk meraih cita-cita pengabdiannya memimpin Sumsel bukan perkara gampang dansederhana. Ada proses yang berliku, memeras keringat dan pikiran. Pun tak jarang penuh onak dan duri harus dilewati dan itulah hakekat perjuangan.

Mengutip sebuah pepatah, Herman Deru berkata “ Nelayan tangguh tidak lahir dari laut yang tenang, tetapi terlahir dari laut yang penuh dengan gelombang ganas”.

Herman Deru sepenuhnya yakin dan percaya, bahwa jabatan hakekatnya adalah amanah yang baik dan mulia. Karena itu harus diraih dengan cara yang baik pula. Dia juga yakin serta percaya, bahwa rakyat dengan hati nuraninya cukup mengerti apa dan siapa pemimpin yang terbaik untuk hidup mereka ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun