Pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe yang meminta agar pasukan TNI dan Polri ditarik dari Nduga telah merembet ke mana-mana dan telah menjadi suatu polemik yang pelik.Â
Lukas Enembe adalah seorang Politikus dan Pemimpin daerah yang kawakan. Beliau pasti mempunyai suatu sudut pandang dan alasan yang kuat jika melontarkan suatu penyataan atau usulan kepada pemerintah Pusat atau kepada Presiden.
Bukan kali ini saja, penyataan Gubernur Lukas Enembe yang diplintir ataupun diterjemahkan dengan susdut pandang yang lain oleh pihak-pihak tertentu.
Suatu berita atau suatu pernyataan yang dibaca sepotong-sepotong atau dibaca dengan sudut pandang yang lain, sudah pasti akan menghasilkan suatu interprestasi yang berbeda.
Mari kita analisa, apa penyebab atau apa alasan dari Gubernur Lukas Enembe sampai menyatakan suatu usulan untuk penarikan pasukan TNI dan Polri ketika menjelang Natal.
A. KARENA KONDISI DI LAPANGAN DAN KEADAAN MASYARAKAT
Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa tim menemukan dua jenazah di distrik Mbua, satu di distrik Dal, dan satu di Mbulmu Yalma. Ia mengatakan bahwa para jenazah itu merupakan warga sipil yang melarikan diri ke hutan.
Namun Kapendam Cendrawasih Kolonel Muhammad Aidi mengatakan bahwa "tidak bisa dipastikan kalau mayat-mayat itu murni warga sipil" karena mereka ditemukan di lokasi terjadinya penyerangan terhadap pasukan TNI.
Adapun tiga jenazah lain ditemukan dalam keadaan membusuk dan hancur---mereka diperkirakan sudah tewas lebih dari seminggu. Karena tidak memungkinkan untuk dibawa, jenazah-jenazah itu pun langsung dikuburkan.
Menurut Wentius, ditemukan luka tembak pada para jenazah. Mereka diduga tewas akibat kontak senjata antara TNI dan pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Ini ada medan perang, ada sebab akibat," ujarnya.