Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan penelitian bertajuk “Menuju Desa Digital: Membangun BUMDes Modern dengan Sistem Pengelolaan Berbasis Website di Kecamatan Sumberpucung”, untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Penelitian ini berfokus pada penerapan teknologi digital berupa website khusus BUMDes untuk mendukung pengelolaan yang lebih efektif, transparan, dan akuntabel, serta sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 1, 2, 11, dan 12.
Latar Belakang dan Permasalahan yang Dihadapi
BUMDes di Kecamatan Sumberpucung, yang meliputi tujuh desa seperti Jatiguwi, Ngebruk, Karangkates, dan Senggreng, dibentuk untuk memfasilitasi peningkatan ekonomi lokal. Namun, unit-unit BUMDes ini masih menghadapi berbagai kendala, seperti minimnya modal, terbatasnya sarana prasarana, serta kurangnya kapasitas manajemen usaha. Dari analisis awal ditemukan bahwa hanya beberapa BUMDes yang mampu beroperasi optimal, sementara sisanya masih memerlukan peningkatan pengelolaan dan promosi produk desa yang efektif.
Tujuan Digitalisasi BUMDes dan Keterkaitan dengan SDGs
Dalam rangka mendukung pencapaian SDG 1 (tanpa kemiskinan) dan SDG 2 (tanpa kelaparan), penelitian ini mengembangkan website BUMDes yang berfungsi sebagai platform untuk memperluas jangkauan pasar produk lokal dan memperbaiki tata kelola usaha. Melalui fitur e-katalog, produk-produk unggulan seperti hasil pertanian dan kerajinan lokal dipromosikan secara luas, sehingga BUMDes dapat memberdayakan pelaku usaha lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Selain itu, digitalisasi ini membantu memperkuat ketahanan pangan desa dengan memberikan akses lebih mudah bagi konsumen terhadap produk pangan desa, sesuai dengan tujuan SDG 2.
Metode dan Tahapan Implementasi
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap: observasi, forum diskusi, pelatihan, dan pengujian efektivitas website. Observasi awal menemukan kebutuhan mendasar BUMDes terhadap platform digital yang dapat mempromosikan produk dan mengelola administrasi secara efektif. Tahap selanjutnya adalah Forum Group Discussion (FGD), di mana pengelola BUMDes, perangkat desa, dan pemangku kepentingan berkolaborasi untuk merumuskan fitur yang paling relevan bagi operasional BUMDes.
Pelatihan bagi para pengelola BUMDes dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman tentang penggunaan website dan mengoperasikan fitur-fitur penting seperti e-katalog, layanan simpan pinjam, dan data komunitas. Website ini dirancang agar mudah diakses dari perangkat komputer maupun seluler, dengan desain antarmuka yang intuitif dan navigasi yang sederhana, sehingga mempermudah pengelola BUMDes maupun masyarakat umum dalam mengakses informasi. Hal ini berkaitan erat dengan SDG 11 (kota dan komunitas berkelanjutan) yang mendorong pembangunan infrastruktur dan layanan berbasis teknologi yang inklusif.
Pencapaian SDG 12 melalui Pengelolaan Berkelanjutan
Sesuai dengan SDG 12 (konsumsi dan produksi berkelanjutan), website BUMDes ini dilengkapi fitur yang mendukung transparansi dan efisiensi operasional, seperti statistik penjualan dan laporan keuangan secara real-time. Dengan adanya fitur ini, masyarakat dan pengelola BUMDes dapat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan usaha desa. Pengelola dapat mengoptimalkan stok barang dan mengurangi potensi pemborosan, menciptakan ekosistem yang mendukung produksi dan konsumsi yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Hasil Penelitian dan Dampak Digitalisasi terhadap Pengelolaan BUMDes
Hasil penelitian menunjukkan bahwa website BUMDes di Sumberpucung berhasil meningkatkan aksesibilitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan desa. Dari uji aksesibilitas, desain antarmuka, dan fitur website, ditemukan bahwa website ini telah memudahkan masyarakat untuk terlibat aktif dalam aktivitas BUMDes, baik melalui fitur kontak maupun informasi produk, yang memperkuat interaksi dan keterlibatan masyarakat. Keberadaan website ini memungkinkan masyarakat mengikuti perkembangan usaha, mengajukan aspirasi, serta mendapatkan informasi mengenai produk lokal dan layanan BUMDes, menjadikan pengelolaan lebih inklusif dan meningkatkan kepercayaan publik.
Selain itu, website ini berperan dalam meningkatkan kapasitas pengelola BUMDes melalui fitur pelatihan digital yang diterapkan selama program penelitian, sehingga mereka mampu mengelola operasional sehari-hari secara mandiri. Dengan hasil positif ini, diharapkan digitalisasi BUMDes tidak hanya membawa manfaat bagi ekonomi lokal di Kecamatan Sumberpucung tetapi juga memberikan contoh bagi wilayah lain yang ingin mengimplementasikan pengelolaan digital yang efektif di lingkup desa.
Kesimpulan
Penelitian UM ini berhasil menunjukkan bahwa penerapan website dalam pengelolaan BUMDes dapat mendukung pencapaian SDGs, khususnya tujuan terkait pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, pembangunan komunitas yang berkelanjutan, serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Dengan adanya inovasi ini, BUMDes di Sumberpucung diharapkan menjadi model percontohan bagi desa-desa lainnya dalam menerapkan pengelolaan berbasis digital yang transparan, efektif, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H