Revolusi Industri merupakan suatu perkembangan dalam bidang industri. Dalam Revolusi Industri 4.0 ini tempat-tempat industri mulai memanfaatkan teknologi yang kini sudah maju, seperti robot, kepintaran buatan, ataupun cloud computing. Istilah Industri 4.0 ini sendiri diangkat kembali pada tahun 2011 di acara Hannover Fair, Jerman. Istilah Industri 4.0 ini muncul kerena dari ide revolusi industri keempat.
Dengan adanya revolusi industri ini, tentu perkembangan teknologi di dunia menjadi semakin pesat. Namun begitu, meski revolusi industri ini memberikan dampak yang bagus untuk perkembangan teknologi, ada masalah yang menghambat perkembangan tersebut. Di Indonesia sendiri ada beberapa hambatan yang mengakibatkan Revolusi Industri 4.0 ini sulit untuk diterapkan.
Diantara masalah yang harus dihadapi Indonesia pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun Indonesia memiliki SDM yang sangat banyak, namun begitu jumlah orang-orang yang memiliki kualitas yang bagus masih sedikit. Sehingga meski terdapat lowongan perkerjaan, masih banyak masyarakat yang tidak dapat mendapat pekerjaan dikarenakan rendahnya kualitas mereka.
Baca juga : Dunia Pendidikan dalam Revolusi Industri 5.0
Selain dari kualitas SDM yang masih belum memupuni, masih banyak masyarakat di Indonesia yang kurang ahli dalam menggunakan teknologi. Sedangkan di Revolusi Industri 4.0 ini pekerjaan akan banyak digantikan oleh tenaga robot. Berdasarkan perkataan dari Prof Ir Dwikorita Karnawati Msc PHD, dalam waktu 5 tahun ke depan 35% pekerjaan yang diajarkan di perguruan tinggi akan hilang dan bahkan dalam 10 tahun ke depan pekerjaan yang akan hilang mencapai 75% dari yang diajarkan di perguruan tinggi.
Selain dari kualitas SDM, bencana alam pun merupakan suatu masalah yang menyebabkan Revolusi Industri 4.0 masih sulit diterapkan di Indonesia. Adanya bancana alam mengakibatkan perkembangan di suatu daerah menjadi terhambat. Karena bencana-bencana alam merusak peralatan dan juga lingkungan yang ada. Sehingga pengembangan-pengenbangan teknologi harus terhenti karena harus membereskan bencana alam yang terjadi di sekitar sana.
Dan terakhir salah satu yang mengakibatkan Revolusi Industri 4.0 ini menjadi sulit untuk diterapkan adalah karena kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu sendiri. Berdasarkan pendapat Airlangga Hartarto yang dikutip dari CNBCINDONESIA, masih ada peraturan dan kebijakan yang tumpang tindih, ditangani oleh beberapa kementrian.
Revolusi Industri merupakan pekembangan yang pesat dalam bidang industri. Meskipun Revolusi Industri 4.0 ini memberikan dampak baik dalam perkembangan teknologi, masih banyak hambatan yang dialami oleh Indonesia dalam melakukan penerapannya. Mulai dari masalah SDM yang masih kurang memadai, bencana alam, bahkan hingga kebijakan pemerintah yang masih tumpang tindih.
Baca juga : Menghadapi Tantangan Perbankan Syariah dalam Era Revolusi Industri 4.0
Sumber:Â