Sewaktu kecil, saya mengingat kakak laki-laki saya ingin mencoba untuk merokok. Ketika Papa kami mengetahuinya, betapa marahnya beliau. Karena begitu marahnya, beliau menghampirinya di tempat yang biasa ia selalu berkumpul bersama teman-temannya. Walaupun agak samar, saya mengingat saat itu Papa menarik rambut kakak saya yang membuat kakak saya berteriak kesakitan. Belum puas dengan itu, sesampainya di rumah Papa sempat mengancam jika hal itu terulang lagi maka ikat pinggang akan melayang dari arah sudut 45o dan akan mendarat sempurna di bagian betisnya. Haha, menankutkan bukan?
Dan karena kejadian itu, sampai sekarang kakak saya tidak pernah merokok.
Papa bukan perokok aktif. Papa anti merokok. Jika ada tamu (perokok) bertamu ke rumah, biasanya saya atau mama akan pusing mencari keberadaan asbak. Mungkin karena tidak ada yang merokok, sampai-sampai asbak pun tidak pernah diurus dan diketahui keberadaannya di rumah.
Papa bukan hanya tidak suka merokok, minum kopi pun beliau tidak suka.
Saya bersyukur sekali punya Papa yang anti merokok sehingga kami pun anak-anaknya juga tidak terjerumus dalam dunia merokok. Jikalau ada asap rokok di rumah, itu bukan dari salah satu anggota rumah kami, selalunya pasti berasal dari tamu atau kerabat yang bertamu ke rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H