Mohon tunggu...
Pierra S H L T
Pierra S H L T Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tito, Reformasi Birokrasi Kepolisian Mau Dibawa ke Mana?

24 Juni 2016   15:19 Diperbarui: 24 Juni 2016   19:42 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi dan permasalahan di atas diakui atau tidak memang menjadi bagian yang harus direformasi dalam tubuh kepolisian secepat mungkin.

Ekspektasi dan Persepsi Masyarakat terhadap Kapolri baru

Pergantian Kapolri baru (Tito Karnavian) dengan pencalonan tunggal dan tanpa adanya kesan dan pengaruh partai politik dianggap membawa suasana segar bagi kepolisian. Selain itu, Kapolri baru ini sangat fresh dari segi usia dan tidak terlalu sering disorot oleh kondisi politik. Selain itu, Tito Karnavian juga penyanda PhD dari salah satu universitas terbaik di dunia (NTU Singapore) yang memiliki kredibilitas sangat baik.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang disandang oleh Tito Karnavian tersebut, secara garis besar baik pemerintah saat ini (Joko Widodo) dan masyarakat sangat berharap besar terhadap perubahan signifikan kepada institusi pengadilan ini. Apabila kepolisian jauh lebih baik di masa yang akan datang, ditambah posisi KPK yang makin independen dan lebih baik, maka institusi yang bergerak di bidang hukum dan peradilan juga kemungkinan akan jauh lebih baik, di mana fungsi check and re-checkakan berjalan lebih adil dan lebih efisien.

Mengubah persepsi masyarakat terhadap kepolisian untuk menjadi institusi yang sehat dan terbuka merupakan tantangan terbesar bagi kepolisian khususnya untuk layanan kepada masyarakat ekonomi menengah dan bawah. Karena kasus di level ini memang sangat besar dan sangat penting dalam membuat image kepolisian lebih baik atau lebih buruk. 

Harapan sangat besar diletakkan di pundak kapolri yang baru. Kita tidak mau lagi mendengar pencuri ayam dan pencuri jagung dipenjara, yang seharusnya dibina dan diberikan solusi ekonomi secara komprehensif. Kita tidak mau mendengar tukang sabung ayam dan penjudi kelas teri masuk bui dan dihajar secara phisik, tapi lebih mengarah ke pembinaan dengan bekerja sama dengan berbagai institusi.

Final Goal

Dengan berbagai masalah dan ekspektasi terhadap kapolri baru, final goal dari reformasi kepolisian adalah adanya efisiensi dan efektifitas layanan masyarakat yang lebih manusia khususnya penanganan kasus hukum yang terjadi. Salah satu syarat mutlak institusi kepolisian bisa lebih baik adalah terletak kemauan besar institusi ini mau berubah dari dalam, karena mengubah atau mereformasi institusi kepolisian dari luar institusi akan membawa konflik baru antarinstitusi dan tujuan reformasi tersebut akan sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, faktor gengsi dan pengakuan kelemahan kepolisian perlu disadari untuk menjadikan institusi ini lebih baik, tanpa mengesampingkan kesejahteraan aparat polisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun