Mohon tunggu...
Adrian Ripaldi Simbolon
Adrian Ripaldi Simbolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Don't stop when tired, stop when done.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Diferensiasi dengan Mempertimbangkan Readiness

1 Oktober 2024   07:37 Diperbarui: 2 Oktober 2024   03:32 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh : Adrian Ripaldi Simbolon

Pengantar

Suatu hari ada seorang wanita berusia 30 tahun yang dipercayakan oleh kakaknya untuk mengurus keempat anaknya. Wanita tersebut hendak memberikan bekal makan siang pada keempat keponakannya untuk makan di sekolah, karena ada acara makan siang bersama. Wanita tersebut menyiapkan bekal makan siang bagi keponakannya dengan sepenuh hati, dia membeli bahan makanan dari subuh hari pukul 4:00, membeli sayur yang fresh, membeli daging yang terbaik, membeli jeruk segar, cokelat dan memasak makanan tersebut dengan terampil. Makanan Pun siap dan anak-anak berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah ada satu anak yang pulang dengan wajah yang cemberut, dia merasa kesakitan dan ketiga saudaranya khawatir. Wanita tersebut langsung menceritakan kejadian tersebut kepada kakaknya. Ternyata, satu anak yang kesakitan setelah pulang sekolah memiliki riwayat penyakit GERD atau asam lambung. Ketika dia memakan daging olahan, cokelat dan jeruk dalam jumlah tertentu maka dia akan merasakan rasa tidak nyaman di perut dan rasa terbakar di dada karena asam lambung naik ke kerongkongannya. Sang wanita pun akhirnya sadar bahwa dia harus bertanya dahulu pada anak-anak atau ibu mereka, lalu memberikan apa yang anak-anak butuhkan, bukan apa yang dirasa baik oleh dirinya sendiri. 

Berdasarkan cerita diatas, kita bisa mengambil pelajaran dari wanita yang menyiapkan bekal bagi 4 keponakannya dan mengaitkannya dengan pendidikan. Pelajarannya adalah, guru seringkali merencanakan sebuah rencana pembelajaran di kelas bagi peserta didiknya. Ada yang menyiapkannya seadanya namun ada juga yang meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk merencanakan pembelajaran yang terbaik dan menyenangkan di kelas. Namun banyak dari guru-guru tidak tahu, lupa atau tidak menyadari bahwa menyiapkan satu macam rencana pembelajaran saja terkadang tidak cukup karena peserta didik di kelas memiliki karakteristik, kondisi dan minat yang berbeda-beda. Jika guru memaksakan untuk melaksanakan suatu rencana pembelajaran yang telah dia buat, maka bisa saja sebagian murid tidak akan belajar sesuatu yang bermakna di kelas dan tidak dapat merasakan nikmatnya belajar. Oleh karena itu guru harus menyiapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya, inilah yang disebut dengan pembelajaran diferensiasi. 

Ilustrasi oleh : Adrian Ripaldi Simbolon
Ilustrasi oleh : Adrian Ripaldi Simbolon
Pada artikel ini akan dibahas praktik pembelajaran diferensiasi yang menjadikan kesiapan belajar (readiness) sebagai dasar diferensiasian pembelajaran. Pembahasan akan dikerucutkan pada pengamatan sebuah video praktik pembelajaran diferensiasi berdasarkan kesiapan belajar (readiness)  yang videonya akan saya sertakan di bagian isi utama.

Isi

Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai pembelajaran diferensiasi yang difokuskan untuk mengakomodasi kesiapan belajar (readiness) peserta didik, kita perlu lebih dahulu memahami konsep pembelajaran diferensiasi secara umum dan definisi kesiapan belajar. Pembelajaran Diferensiasi adalah pembelajaran yang dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan peserta didik dengan melihat kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar peserta didik. Untuk mengakomodir kebutuhan tersebut, maka pendidik dapat membuat kelompok berdasarkan tiga karakteristik peserta didik tersebut dan memberikan konten, proses belajar, lingkungan belajar dan pemilihan produk hasil belajar yang berbeda berdasarkan karakteristik peserta didik. Guru dalam pembelajaran diferensiasi menciptakan lebih dari satu alur belajar untuk mengakomodir keragaman peserta didik dalam kelas (Theroux, 2004)

Ilustrasi oleh : Adrian Ripaldi Simbolon 
Ilustrasi oleh : Adrian Ripaldi Simbolon 

Kesiapan belajar (readiness)  adalah kapasitas seorang peserta didik dalam memahami kapasitas materi, konsep atau keterampilan baru. Seorang peserta didik harus memahami materi prasyarat sebelum dia mempelajari sebuah topik baru. Setiap anak memiliki level kesiapan belajar (readiness) yang berbeda beda di kelas. 

Penerapan pembelajaran diferensiasi di kelas memang membutuhkan upaya ekstra dari guru. Hal ini karena pertama, guru harus melakukan analisis diagnostik. Kedua, guru harus mahir dalam mengelola kelas saat pembelajaran diferensiasi. Ketiga, guru harus datang dengan persiapan yang cukup dari segi media, metode, teknik dan aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk mengakomodasi perbedaan perbedaan di kelas. Untuk memahami penerapan pembelajaran diferensiasi terutama untuk mengakomodir kesiapan belajar (readiness), ayo kita analisis video dibawah.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun