Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Perbedaan Utama Bekerja di Perusahaan Migas BUMN Indonesia dan Perusahaan Migas Internasional di Luar Negeri

21 September 2024   17:15 Diperbarui: 23 September 2024   14:28 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bp Kuala Lumpur. Sumber: Dokumentasi pribadi

Hal ini juga muncul karena di sini para karyawan lebih bersikap individualis dan tidak suka ikut campur atas kehidupan dan pekerjaan orang lain, ataupun jika berkelompok maka akan cenderung berkumpul dengan komunitas negara asal mereka. Semisal orang India sering berkumpul dengan orang India, orang Thailand dengan orang Thailand dan sebagainya.

Momen kami akan berkumpul dan bergabung bersama, ada di saat acara tertentu atau projek tertentu saja. Ehm, saya pikir hal ini mengurangi potensi per-ghibah-an di kantor ya, bless in disguise? Hehehe…

Komunitas Indonesia di bp Kuala Lumpur. Sumber: dokumentasi tim bp Indonesia di KL
Komunitas Indonesia di bp Kuala Lumpur. Sumber: dokumentasi tim bp Indonesia di KL

Beruntungnya saya di sini ada komunitas Indonesia, sehingga kebersamaan budaya saling bantu dan gotong royong masih saya rasakan. 

Lebih dari itu, memang saya harus lebih proaktif dalam bekerja, khususnya untuk belajar berbagai proses dan way of working di sini. Berbeda Ketika saya di Indonesia di mana banyak sekali acara dan waktu untuk saling bercerita dan bergotong royong dalam berbagai hal termasuk dalam bekerja dan berbagai acara.

Komunikasi yang selama ini hanya berfokus utamanya pada Bahasa Indonesia sekarang kebanyakan saya gunakan dalam Bahasa Inggris, terutama untuk interaksi dan bekerja sehari-hari, berkolaborasi dengan rekan-rekan dari bp seluruh belahan dunia. Meski begitu, saya juga tetap menggunakan Bahasa Indonesia untuk pekerjaan-pekerjaan kontraktual dan pengadaan barang dan jasa di area Indonesia. 

Hal ini tentu sangat bermanfaat setidaknya membuat saya dapat mengasah dan mempertajam kemampuan komunikasi dalam Bahasa Inggris saya.

Kedua, Kompensasi dan Fasilitas

Workshop di bp Kuala Lumpur. Sumber: dokumentasi pribadi.
Workshop di bp Kuala Lumpur. Sumber: dokumentasi pribadi.

Berstatus sebagai ekspatriat di perusahaan migas yang sekarang bertransformasi menjadi perusahaan energi terintergrasi internasional, tidak dipungkiri seiring juga dengan kompensasi yang diberikan.

Lebih jauh tinggal di Kuala Lumpur memang secara pribadi saya rasakan lebih sedikit mahal dalam beberapa aspek seperti makanan, sewa apartemen, biaya utilitas seperti air, listrik, dan biaya pendukung lainnya, dibandingkan dengan Jakarta dan beberapa daerah di Pulau Jawa dan Sumatra. Namun, dalam beberapa aspek justru sebaliknya apalagi mengingat transportasi umum di sini sangat bagus dan terintegrasi serta terjangkau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun