Halalbihalal Virtual: Ketika Teknologi Membantu Merajut Kembali Tali Silaturahmi

Idulfitri identik dengan momen kumpul-kumpul dan saling silaturahmi antar anggota keluarga, tetangga, bahkan kolega.

Meski tidak ada riwayat khusus dalam Islam bahwa Idulfitri menjadi momen untuk saling mengikhlaskan kesalahan satu sama lain, namun tradisi ini berkembang pesat di Indonesia mungkin karena pada hari tersebut kita dapat berkumpul bersama dengan orang-orang yang dekat interaksinya dengan kita, sehingga dimanfaatkan untuk saling bermaaf-maafan.

Namun, bagaimana jadinya jika kita tidak dapat bertemu langsung secara tatap muka dengan orang-orang terdekat kita? Seperti dua tahun terakhir ini, di mana kita dihadapkan dengan pandemi yang membatasi ruang gerak kita untuk saling bertatap muka dan bercerita bersama.

Tampaknya perkembangan teknologi dan komunikasi sedikit banyak dapat mengatasi jarak dan  waktu yang memisahkan kita serta sedikit mengobati rindu kita dengan mereka yang dekat dengan hati kita. Ya seperti halalbihalal dengan metode virtual melalui berbagai aplikasi yang tersedia di pasaran.

Reuni Sekaligus Halalbihalal Virtual dengan Teman-teman Semasa SMA

Ilustrasi. Sumber: sumsel.tribunnews.com

Berawal dari wacana yang dilempar oleh mantan ketua kelas kami ketika duduk di bangku SMA Plus Negeri 17 Palembang yang sekarang berkarier di salah satu BUMN bidang Energi, Zia Ardhi di grup percakapan kelas, akhirnya halalbihalal virtual bersama rekan-rekan sekelas pun terlaksana.

Tahun ini terasa cukup spesial karena rekan kami yang bekerja sekaligus belajar di Negeri Samurai pun ikut bergabung. Dialah Muhammad Febry, seorang kandidat doktoral di dunia metalurgi pertama di kelas kami. Sudah lama sepertinya kami tidak mengobrol bersama yang bersangkutan.

Yang hadir lainnya tentu rekan-rekan saya yang sudah sukses dan ahli di bidangnya masing-masing ada Debby Seftyarizki yang kami ketahui sebagai traveler penjelajah Negeri Ginseng sejati sekaligus akademisi di Universitas Bengkulu. Ada juga Sabrina Cahya Kirana yang merupakan seorang profesional yang berkecimpung di dunia kefarmasian, Betharia Apriana Simanjuntak dan Ria Aprinda yang sebelumnya lama di dunia perbankan, namun akhirnya memutuskan menjadi abdi negara. Tak lupa juga ada Handhayu Kusumowinahyu yang moncer kariernya di dunia pemeringkat per-cuanan di bursa efek.

Masih banyak yang lainnya, ada lagi Anjas Jati Kesuma yang di usia mudanya telah menjadi direktur di salah satu perusahaan afiliasi salah satu BUMN terkenal di Indonesia, lalu ada Mellynda Adelia yang pernah menjadi manager di sebuah jaringan distribusi kebutuhan farmasi dan produk kesehatan, ada juga Yolla Prisiskalya yang melanjutkan studinya di program master di salah satu universitas di Italia, Redho Furwayasari yang menjadi seorang abdi negara juga yang berpindah domisili ke Ibukota dan Rahayu Lestari yang banyak makan asam garam di dunia perasuransian dan akhirnya mendedikasikan waktunya untuk pekerjaan terberat dan termulai yaitu sebagai Ibu pendidik penuh waktu untuk anak-anaknya.

Di samping itu ada Nurinda Anggraini yang mendedikasikan hidupnya untuk dunia kesehatan sekaligus mendidik buah hatinya di rumah. Terakhir yang hadir adalah Pardomuan Raja Harahap seorang professional di bidang IT di salah satu BUMN ternama juga di Indonesia.

Total setidaknya ada 15 rekan SMA saya yang hadir dalam halalbihalal sekaligus reuni virtual ini. Masih ada 15 rekan saya lainnya yang berhalangan hadir karena sesuatu dan lain hal.

Kenangan Semasa SMA

Gerbang SMA Plus Negeri 17 Palembang. Sumber: orator.id

Nah jika sudah berbicara tentang reuni tentu pembahasan dan topiknya tidak jauh dari kenangan semasa SMA.  Banyak kenangan yang kami bicarakan. Dari memori kami dihukum bersama karena telat masuk kelas, berlari-lari demi mendapatkan tempat duduk yang strategis ketika moving class, sampai kelucuan ketika kami berlatih menjadi petugas upacara dan asmara di antara sesama anak kelas.

Kami juga mengingat bagaimana waktu dua tahun kami sebagai peserta didik di kelas akselerasi meski menimbangi kesibukan kami dalam dunia belajar mengajar dengan momen-momen hiburan dan relaksasi seperti Festival Drama dan Pesta Hitam Putih (PPH). Keriuhan dan diskusi tentang berbagai hal terkait kepolosan kami lainnya semasa SMA pun mewarnai halalbihalal virtual kali ini. 

Pada akhirnya 2 jam waktu kami bersilaturahmi secara virtual pun telah terlewati bersama dengan beberapa adegan anak-anak kami yang sudah mulai mengantuk yang muncul di layar diskusi, akhirnya kami pun memutuskan untuk mengakhiri diskusi sekaligus reuni virtual kami ini.

Ah meski halal bi halal kali ini dilakukan secara virtual setidaknya hal tersebut dapat membantu kami merajut kembali tali silaturahmi yang mungkin sempat renggang bahkan terlupakan di tengah kesibukan masing-masing kami.

Semoga di tahun-tahun mendatang halal bi halal kelas kami tidak hanya sebatas secara virtual, namun bertatap muka langsung bersamaan dengan berakhirnya pandemi covid-19 yang sedang melanda saat ini. 

Paling penting semoga Allah mengaruniakan setiap anggota kelas kami beserta keluarga kesehatan, keberkahan, kebahagiaan serta menjaga silaturahmi di antara kami sampai akhir hayat nanti.

Amin.

Taqaballahu minna waminkum.

Selamat Idul Fitri.

Mohon maaf lahir dan batin.

Semoga rekan-rekan yang berhalangan hadir karena sesuatu dan lain hal di kesempatan selanjutnya dapat bergabung. Khususnya untuk Adista Putri, Aldila Ayudya Putri, Ariyanti, Geri Caniggia, Lisa Aftita, Diah Widiastuti, Maretta Putri, Faradhita Putri Utami, Rafinska Giandita, Husin Ali, Melisa Helena, Reza Fernando, Vita Anggraini, Tri Ayu Budiarti, dan Rahmat Hidayat.

Salam DKT (Disiplin, Komitmen, dan Tanggung Jawab)!