Apa harus mereka merasakan bagaimana menderitanya terpapar Covid-19 baru percaya akan keberadaan virus ini?
Kita tentu belajar dan paham sudah berjuta-juta orang di muka bumi ini yang harus dikebumikan karena terpapar virus Covid-19 bahkan di banyak kanal berita kita saksikan orang-orang yang sudah di vaksin dosis pertama bahkan kedua masih berpotensi terpapar virus Covid-19.
Ya mematuhi Protokol Kesehatan seperti selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta selalu memperhatikan durasi, sirkulasi, dan jarak ketika berinteraksi langsung dengan orang lain adalah kewajiban bukan Sunnah apalagi menjadi sebuah guyonan.
Kedua, Sudah Divaksin Bukan Berarti Tidak Mungkin Tertular
Seperti yang disampaikan sebelumnya banyak kasus-kasus yang kita temui baik di dalam maupun di luar negeri bahwa seorang yang sudah divaksin tahap pertama maupun tahap kedua ternyata masih tertular virus mematikan ini.
Bisa jadi seorang yang divaksin tersebut ternyata sebenarnya sudah tertular lama sebelum divaksin sehingga efeknya sehingga fungsi vaksin sudah tidak efektif lagi, atau memang reaksi tubuhnya tidak optimal terhadap vaksin sehingga membuat antibodinya tidak cukup kuat menangkal vaksin.
Kita harus paham tidak ada satupun dari vaksin yang tersedia saat ini memiliki 100% efektivitas dan efikasinya. Selalu ada saja potensi untuk gagal. Maka protokol kesehatan harus tetap diterapkan bagi mereka yang sudah divaksin sekalipun.
Masalah utamanya adalah bukan saja jika kita seolah merasa kebal setelah divaksin lalu abai menerapkan protokol kesehatan lalu menjaid positif Covid-19, tetapi juga bisa jadi secara tidak sadar kita membawa virus tersebut kepada lingkungan keluarga dan orang-orang terdekat kita.
Sungguh akan menjaid penyesalan terbesara ternyata dinyatakan kitalah sumber penularan tersebut. Alih-alih mellindungi keluarga kita justru menjadi biang penularan penyakit.
Ketiga, Beribadah di Tempat Peribadatan Harus Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan