Saya bersama keluarga istri memutuskan untuk berkemah di alam terbuka karena ini adalah salah satu wisata yang kami pikir cukup aman dari kerumunan, berada di alam terbuka dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pilihan kami kali ini jatuh pada tempat private camping ground yang baru dibuka di Jayagiri, Lembang, yang bernama Jungle Milk. Kami memilih lokasi berkemah ini karena beberapa pertimbangan, diantaranya karena jumlah pengunjungnya yang sangat dibatasi, jarak antarkemah yang dibuat berjauhan, serta protokol kesehatan lainnya yang disiapkan secara optimal, dan tidak ketinggalan pemandangannya yang ciamik dengan hamparan rerumputan dan pepohonan pinus yang rindang dengan kuda-kuda dan sapi yang bebas berkeliaran.
Kami memilih paket Camper Van yaitu paket camping dimana kendaraan kami dapat diparkirkan berdekatan dengan tenda tempat kami bermukim. Kali ini juga kami tidak menyewa tenda dari Jungle Milk karena ingin merasakan keseruan untuk mendirikan tenda sendiri bersama keluarga. Kami lebih memilih untuk menyewa perlengkapan tenda beserta fly sheet, kompor, alat masak, sleeping bag, dan lain sebagainya karena untuk memfasilitasi kebutuhan 8 orang yang ikut dalam rombongan tentu akan cukup mahal jika harus membeli semua dan hanya dipakai beberapa waktu saja.
Perjalanan Menuju Jungle Milk
Kami berangkat menuju Jungle Milk selepas kami menunaikan salat Jumat di dekat rumah. Barang bawaan kami lumayan banyak meski hanya menginap satu malam di Jungle Milk, cukup repot memang tapi jika dijalani bersama keluarga tentu akan terasa ringan-ringan saja.
Dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dengan mobil dari rumah kami di daerah Parongpong menuju Jungle Milk. Sebagai acuan menuju kesana adalah kita hanya perlu jalan ke arah jalan raya lembang-subang sebelum Tangkuban Perahu kita lalu berbelok ke kiri ke arah Orchid Forest, lalu jalan terus melewati Orchid Forest masuk ke jalan beton yang cukup kecil namun cukup untuk mobil sekitar 20 menit dari Orchid Forest tersebut di sebelah kiri jalan kita akan melihat gerbang kayu yang besar bertuliskan Jungle Milk.Â
Di gerbang sudah ada penjaga yang akan mengecek nama dan paket bookingan kita setelah mengonfirmasinya maka penjaga akan membuka pintu gerbang tersebut. Ya, karena ini private camping ground hanya dibatasi 40 orang saja setiap harinya yang dapat masuk ke camping ground itupun tidak semua orang bisa masuk ke dalamnya, kecuali yang sudah memesan dan membayar.
Dari gerbang dibutuhkan waktu sekitar 10 menit masuk lagi ke dalam menuju lokasi camping ground. Jalanan di sana cukup becek bekas hujan sebelumnya, namun masih bisa dilewati. Menjadi catatan tersendiri sebelum memesan paket camping, penting bagi kita untuk mengecek prakiraan cuaca pada hari kita berkunjung ke sana, agar dapat mengantisipasi jika hujan lebat terjadi. Â
Sesampainya di lokasi camping ternyata hujan gerimis turun, kami pun berteduh terlebih dahulu di sebuah kantin yang buka 24 jam di sana. Setelah proses registrasi saya pun langsung meminta kepada pengelola untuk menunjukkan lokasi camper van yang telah kami pesan, namun entah karena kurangnya tenaga manusia serta koordinasi yang kurang baik kami sempat mondar-mandir dan sempat sedikit berdiskusi panjang dengan pengelola karena mereka menyampaikan kami akan ditempatkan di camper van yang cukup jauh dari lokasi kantin dan toilet dengan jalur mobil yang cukup becek, namun dengan niat baik dan diskusi positif akhirnya kami ditempatkan di lokasi yang dekat dengan toilet dan kantin.