Sekali lagi Jepang membuktikan dirinya sebagai bangsa yang tangguh dan siap untuk menghadapi berbagai bencana alam terutama gempa bumi. Ketika dilanda gempa bumi berkekuatan 7.3 Magnitudo di daerah Fukushima dan terasa sampai Tokyo pada sabtu tengah malam (13/02/2021) waktu setempat, dilaporkan oleh NHK dan juga dalam siaran pers Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga tidak ada sama sekali korban jiwa jatuh, hanya ratusan warga yang luka-luka akibat tertimpa material bangunan dan terjatuh. Mengingat skala gempa tentu tidak adanya korban jiwa adalah sebuah keistimewaan.
Lebih jauh kerusakan fisik bangunan atau fasilitas umum yang sangat parah hampir tidak ditemukan, hanya di beberapa lokasi disiarkan media setempat terjadi longsor di jalan raya serta sejumlah rumah warga yang mengalami kerusakan dan listrik sempat padam selama setidaknya 2,5 jam.
Fakta tidak adanya korban jiwa ini perlu menjadi pembelajaran bagi Indonesia yang sama-sama berada di area rawan bencana terutama gempa bumi, dan dikelilingi jalur api (ring of fire).
Setidaknya ada 5 hal yang Indonesia perlu pelajari dari Jepang dalam menghadapi bencana alam terutama gempa bumi, yaitu
Pertama adalah Kesiapsiagaan, Kesadaran dan Disiplin Masyarakat yang Tinggi
Masyarakat Jepang telah diajari sejak dini untuk menghadapi berbagai jenis bencana alam terutama gempa bumi yang melanda Jepang setidaknya 5000 kali per tahunnya.Â
Simulasi berbagai bencana alam, semisal gempa dan tsunami bahkan masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah di Jepang dan rutin dilakukan tiap tahunnya. Hal ini juga yang membuat rakyat Jepang sangat paham bagaimana merespon gempa bumi jika sewaktu-waktu terjadi.
Mereka sangat fasih untuk melindungi diri mereka ketika gempa terjadi, bagaimana menyelamatkan diri dari reruntuhan gedung jika gempa terjadi, bagaimana mencari rute dan tempat evakuasi, serta bagaimana untuk bertahan hidup ketika gempa bumi terjadi.