Alhamdulillah. Beruntunglah saat kecil sampai remaja saya hidup di sebuah kota kecil yang dikelilingi hutan-hutan yang menjadi bagian dari gugusan Bukit Barisan di Sumatra Selatan.
Nuansa asri, dipenuhi keanekaragaman hayati sangat berbekas di hati saya.
Saya masih mengingat bagaimana setiap pagi saya berangkat sekolah merasakan kabut tebal nan sejuk menyeruak dari hutan-hutan sekeliling kampung halaman saya.
Saya juga kerap mengikuti jelajah alam dan kegiatan perkemahan di tengah alam bersama rekan-rekan pramuka saya.
Banyak hal yang saya pelajari dari interaksi saya dengan alam. Nilai kehidupan, pengetahuan mengenai alam, rasa syukur dan lain sebagainya.
Karena hal tersebut sedari kecil saya sangat mencintai alam bahkan salah satu mata pelajaran yang paling saya sukai semenjak sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya ilmu hayati atau biasa kita sebut Biologi.
Saking cintanya saya dengan Biologi semasa SMP saya bahkan pernah menjadi juara pertama Olimpiade Biologi se-Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan), meski di tingkat provinsi saya tidak juara.
Pengalaman dengan alam ini tentu sangat berbeda jika kita hanya merasakan dan mendapatkan informasinya hanya melalui buku ataupun mesin pencarian daring seperti Google.
Ada pengalaman langsung yang sangat bermakna dan menstimulasi berbagai indera kita untuk merasakaannya sekaligus menjadi terapi dan latihan bagi fisik dan psikologis kita.
Hal-hal tadilah yang melatarbelakangi saya untuk mengenalkan anak saya dengan alam sedari dini meski di tengah pandemi.
Beruntung rumah kami saat ini dikelilingi banyak kebun sayur mayur serta pemandangan perbukitan khas daerah Lembang.