Pagi ini saya menyaksikan sebuah program diskusi bernas yang dibawakan oleh Sandiaga Uno, mantan calon wakil presiden sekaligus pengusaha kawakan Indonesia yang diberi nama Sandi Open For Business di Sandiuno TV.
Episode kali ini Sandi mewawancarai Teuku Wishnu dan Shireen Sungkar mengendai bisnis oleh-oleh mereka yang sangat terkenal yaitu Strudel Malang.
Strudel Malang ini sudah menjadi salah satu merek oleh-oleh artis yang pertama dan paling terkenal dan masih bertahan sampai saat ini.
Di masa pandemi ini Teuku Wishnu menyatakan mereka sangat struggle dengan menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Malang. Mereka selama ini hanya fokus pada bisnis offline dengan membuka gerai langsung untuk pembeli berkunjung dan membeli.
Dampak besar yang mereka rasakan sangat besar setidaknya 7 dari 8 cabang Malang Strudel di kota malang yang harus ditutup. Banyak pegawai yang harus dirumahkan juga belum lagi para vendor bahan baku serta penunjang lainnya. Penjualan di sisa gerai yang ada pun turun lebih dari 70% dari hari biasa.
Teuku Wishnu dan Shireen SUngkar mengakui bahwa fokus mereka pada berjualan secara offline memang membawa tantangan tersendiri di masa pandemi ini.
Dari diskusi dengan Sandi juga memang Malang Strudel melakukan berbagai pendekatan digital untuk kembali bangkit terutam di masa Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal ini.
Kerjasama dengan instansi pemerintahan baik Kabupaten Malang, Kota Malang, Kementerian Pariwisata bahkan pelaku bisnis lainnya mereka lakoni. Pendekatan digital semisal promosi melalui Instagram Live dengan harga khusus, menyelenggarakan webinar, serta pemanfaatan media sosial mereka optimalkan.
Perlahan akhirnya Malang Strudel mulai bangkit dan wisatawan mulai berdatangan meski masih jauh dari sebelum pandemi tetapi setidaknya mulai berhasil.
Mereka juga mengemukakan bahwa ketahanan produk Malang Strudel yang tidak lama juga menjadi tantangan bagi mereka dimana persediaan produk harus diatur sedemikian rupa agar tidak menjadi beban biaya yang terbuang percuma.