Sejak pandemi terjadi otomatis rutinitas untuk memeriksakan gigi anak kami secara berkala harus kami pikirkan ulang demi menghindari risiko penularan di fasilitas kesehatan.
Namun, beberapa minggu belakang ini kami melihat kondisi gigi anak kami semakin dipenuhi karang/plak gigi padahal anak kami sudah secara rutin menyikat giginya. Kami khawatir jika dibiarkan dapat berdampak negatif pada kesehatan gigi anak kami yang akhirnya dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Lalu saya pun berdiskusi dengan istri saya mengenai hal ini. Dengan segala pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk memeriksakan gigi anak kami di salah satu klinik gigi anak di daerah Dipati Ukur, Bandung yaitu Klinik D'gigiku.
Kami lebih memilih klinik khusus gigi anak ini dibandingkan dengan datang ke rumah sakit mempertimbangkan bahwa di klinik kepadatan pasien lebih sedikit dikarenakan pasien pastinya lebih sedikit dan pasien pun datang sesuai perjanjian lebih dahulu sehingga tidak ada penumpukan pasien di tempat tunggu.
Di samping itu prosedur kesehatan yang dijalankan oleh klinik yang kami pilih sudah cukup ketat, dimana semua petugas kesehatan baik dokter dan perawat memakai seragam sejenis hazmat lengkap dengan masker berlapis, faceshield, dan sarung tangan lengkap.
Selain itu juga tempat-tempat bermain anak sementara ditutup, tempat ruang tunggu juga diberikan tanda pemisah untuk physical distancing, disediakan tempat cuci tangan di berbagai sudut klinik, Â serta seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya semua pasien harus melakukan pemesanan jadwal terlebih dahulu agar ketika sampai tidak terjadi penumpukan orang.
Pagi tadi ketika kami sampai ke klinik tersebut saya melihat hanya ada beberapa orang saja menunggu antrean untuk diperiksa oleh dokter gigi. Tidak ramai dan tidak ada penumpukan sama sekali.
Setelah registrasi ulang kami menunggu di ruang tunggunya yang terbuka lebar terhubung dengan teras depan klinik sehingga sirkulasi udara sangat lancar dan tidak membutuhkan AC.
Ketika akan dilakukan pemeriksaan dan pembersihan karang gigi hanya istri saya dan anak saya yang berada di dalam sedangkan saya menjaga barang-barang dan melihat dari sofa di luar di dekat kolam dan taman yang hijau.
Dari luar saya lihat anak saya ditidurkan di atas bantal khusus anak yang sudah dibersihkan sebelumnya oleh pihak klinik. Lalu dengan posisi kepala anak saya di atas bantal tersebut dan ditopang dokter tindakan pembersihan gigi anak saya pun dilakukan.Â
Beruntung anak saya tenang dan tidak berontak sama sekali sampai istri saya bercerita dokter gigi anaknya kagum karena jarang anak seumuran anak saya yang sangat tenang ketika diperiksa.
Tidak beberapa lama kemudian tindakan pembersihan gigi pun selesai dilakukan berlanjut dengan sesi konsultasi dengan dokternya.
Total tidak sampai 30 menit semua tahapan dari pembersihan sampai konsultasi selesai dilakukan.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada dokter dan perawat kami pun menyelesaikan pembayaran di kasir depan. Jika melihat tarif yang dikenakan klinik ini relatif memang agak mahal dibandingkan dengan  rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, namun dengan melihat pelayanan dan perhatian klinik terhadap protokol kesehatan saya pikir cukup sepadan.
Saya angkat jempol untuk semua staf klinik D'gigiku yang sangat memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi ini. Kami sebagai orang tua merasa aman dan nyaman untuk memeriksakan gigi anak kami disini.
Akhirnya semoga artikel ini bisa menjadi referensi para orang tua yang masih galau untuk memeriksakan gigi anaknya. Klinik gigi seperti tadi bisa menjadi alternatif guna menghindari penularan Covid-19 selain itu juga perlu untuk mengecek protokol kesehatan yang diterapkan klinik yang akan kita kunjungi apakah sesuai standar yang ditetapkan.
Salam sehat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H