Mohon tunggu...
Adrian Aulia Rahman
Adrian Aulia Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Peminat Politik, Hukum, Sejarah dan Filsafat

“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda” -Tan Malaka-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Marxisme: Paham Politik dan Gagalnya Ramalan Marx tentang Sejarah Umat Manusia

27 Maret 2022   22:16 Diperbarui: 27 Maret 2022   22:30 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila kita merenungkan realita sejarah dan realita kontemporer, akan timbul suatu keyakinan bahwa peradaban panjang umat manusia tidak dipungkiri terikat erat dengan ide ada pikiran. Ide-ide yang ada adalah representasi dari realita sosial dan historis dari suatu masa, dan kadangkala memiliki relasi kausalitas dengan masa lalu dan masa depannya. Pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh besar sejarah telah membuktikan bahwa dialektika dan perdebatan ide adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan sebagai bukti nyata perkembangan pemikiran manusia. Pemikiran seseorang adalah bentuk independensi dan kedaulatan seseorang itu atas dirinya sendiri. Sebagaimana yang dikatakan John Stuart Mill "Terhadap dirinya, terhadap tubuh dan pikirannya, seseorang berkuasa penuh".

Membendung atau memberangus pemikiran seseorang atas dasar ketidaksepahaman dan ketidaksetujuan terhadap pemikirannya adalah bentuk penindasan dan secarang langsung menghilangkan hak dasar seseorang. Ide seniscayanya akan berkembang mengikuti zaman dan realita sosial masyarakat. Perbedaan akan ide dan gagasan bukanlah sesuatu yang harus dipandang tabu, karena dengan adanya perbedaan gagasan dan pikiran kita akan dibawa pada pusaraan perdebatan intelektual yang darinya akan timbul dialektika ide dan gagasan sehingga akan menhindarkan kita dari ide yang doktriner dan dogmatis. Saya teringat perkataan Voltaire "Saya bisa menerima apapun yang Anda katakan, namun saya akan memebela diri mati-matian jika Anda mengklaim bahwa yang Anda katakan benar adanya". Inti daripada pernyataan Voltaire ini adalah, kita dituntut untuk menerima pemikiran orang lain, namun bukan berarti kita dipaksa harus setuju dengan pikiran tersebut. ketidaksetujuan inilah yang akan menciptakan dialektika ide dan pikiran yang sehat bagi terjaganya intelektualisme.

Selalu menarik apabila kita melihat tokoh-tokoh pemikir besar dunia yang dengan pikirannya peradaban dapat dibentuk dan dikembangkan. Catatan sejarah telah memberitahukan kepada kita bahwa pemikiran besar menyumbang sesuatu yang krusial dan fundamental bagi terciptanya tatanan sosial masyarakat yang mapan. Ide-ide besar seperti Liberalisme, Konservatisme dan Sosialisme menjadi contoh ide yang memiliki signifikansi pengaruh bagi perkembangan sejarah umat manusia. Sebut saja Plato, Aristoteles, Decrates, Socrates, John Locke, Jeremy Bentham, John Stuart Mill, Thomas Hobbes, Karl Marx, dan masih banyak lagi, adalah pemikir-pemikir besar yang karya-karya inteletualnya berpengaruh terhadap perkembangan sejarah umat manusia.

Tulisan saya kali ini akan sedikit mengulas mengenai pemikiran tokoh intelektual abad ke 19, yang diidentikkan dengan ide sosialisme dan disebut sebagai nabi kaum proletar seluruh dunia, yaitu Karl Marx. Ketokohan Marx sebagai intelektual terkemuka dan teoritikus ekonomi politik tidak diragukan lagi, sejak kemunculan idenya di abad 19 sampai dengan percaturan politik dunia di abad ke 20. Pemikiran Marx yang dikenal dengan Marxisme, berafiliasi dengan ide sosialisme yang berkembangan di abad 19. Namun sayangnya, terdapat sentimen negatif dan kesalahpahaman terhadap Marxisme, terutama di Indonesia pasca peristiwa pemberontakan September 1965. Pembahasan tentang Marxisme pada tulisan saya kali ini tentu banyak kekurangannya, namun semoga menambah wawasan khususnya untuk saya pribadi dan umumnya untuk para pembaca yang budiman.

Sosialisme sebagai cikal bakal Marxisme

Keruntuhan sistem feodalisme dan absolutisme di Eropa abad ke 18-19 telah membawa perubahan fundamental bagi sistem tatanan sosial dan perkembangan pemikiran manusia. Runtuhnya feodalisme Eropa membawa perubahan radikal bagi sitem politik dan ekonomi, yaitu munculnya industrialisasi ekonomi dan berkembanganya liberalisme politik. Paham liberalisme, muncul karena gugatan ide terhadap tatanan sosial yang mengungkung, absolutis dan abritrer serta menafikan hak-hak individual atau hak-hak alamiah manusia.

Ide-ide liberalisme awal atau dikenal dengan liberalisme klasik, merupakan ide tentang hakikat manusia sebagai mahluk yang bebas dan sejatinya individualistik. Dokumen historis yang menjadi contoh implementasi ide liberal tentang penghargaaanya terhadap hak-hak individual adalah Bill of Rights yaitu dokumen Konstitusi Amerika Serikat 1787 dan Declaration of the Rights of Man yang diadopsi selama Revolusi Prancis pada 1789. Liberalisme, dilihat dari segi penghargaannya pada hak asasi manusia memang positif dan perlu diapresiasi. Namun, dari segi ekonomi, kebebasan yang dijungjung liberalisme khususnya liberalisme klasik adalah kebebasan dan individualisme egoistik yang menghasilkan sistem ekonomi kapitalis.

Sistem ekonomi kapitalisme adalah sistem yang menekankan privatisasi ekonomi dan sangat meminimalkan peran pemerintahan atau intervention of government. Sistem ekonomi kapitalisme didasarkan pada pemikiran seorang ekonom dan filsuf Skotlandia Adam Smith, yang disebut sebagai bapak kapitalisme dunia. Sistem ekonomi kapitalis berkaitan erat dengan doktrin ekonomi Laissez-Faire, yaitu keyakinan bahwa aktivitas ekonomi harus bebas sepenuhnya dari intervensi pemerintah. Kapitalisme yang menjadi ciri khas liberalisme, berorientasi pada keuntungan sebesar-besarnya, yang akan berimplikasi pada pemerasan atau eksploitasi tenaga buruh atau kaum pekerja untuk mencapai keuntungannya, inilah yang disebut Marx sebagai surplus value atau nilai lebih.

Para kapitalis identik dengan pengusaha atau golongan masyarakat kelas menengah. Kelas menengah yang bermodal ini, didukung oleh sistem, akan melakukan ekspolitasi langsung terhadap tenaga buruh atau pekerja untuk menghasilkan keuntungan pribadi. Realitas penindasan dan ekspolitasi buruh menghasilakan suatu perntentangan atau kontradiksi sosial antara kaum pemodal (kapitalis) dengan kaum buruh (proletar), dari sinilah paham sosialisme Marxisme muncul. kontradiksi yang tajam antara kaum pemodal dan kaum buruh telah membangkitkan ide dan gagasan yang secara langsung menentang ide liberalisme-kapitalisme yang sarat akan penindasan dan ekspolitasi.

Sosialisme adalah oposisi kapitalisme. Ide-ide sosialisme menekankan pada kerja sama, kesetaraan manusia dan politik kelas. Ide sosialisme memengaruhi Karl Marx untuk merumuskan suatu gagasan intelektual yang anti kapitalis dan menekankan pada hak-hak buruh dan cita-cita masyarakat tanpa kelas. Marx mengkritik habis kapitalisme dalam karyanya yang fenomenal yaitu Das Kapital tiga jilid, yang ditulis bersama rekan seperjuangan dan segagasannya yaitu Friedrich Enggels. Marx menekankan pada kepemilikan bersama atau kolektivisme, agar kesenjangan yang tercipta di masyarakat dapat dihapuskan.

Paham sosialis-marxisme menolak kepemilikan pribadi atas properti dan menekankan kepemilikan bersama. Hal ini karena kaum sosialis meyakini kepemilikan properti tidak adil, merampas, serta menciptakan kesenjangan. Oleh karenanya sistem kolektivisme dan kepemilikan komunal menjadi tujuan utama dari sosialisme. Dari sinilah muncul komunisme, yakni prinsip kepemilikan bersama atas kekayaan atau sistem kolektif komprehensif, yang diamana komunsime sering dilihat sebagai Marxisme dalam praktik. Jadi, Marxisme sebagai ideologi tidak bisa dipisahkan begitu saja dari cikal-bakalnya yaitu sosialisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun