Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar Pameran Besar Seni Lukis Indonesia (BPSLI) dengan judul Merayakan 50 Tahun Jakarta Biennale pada Sabtu (12/10/2024) di Taman Ismail Marzuki (TIM). Acara ini adalah bagian dari pengembangan dan promosi seni di Jakarta. Â
Acara ini mengundang banyak para para seniman untuk memeriahkan 50 tahun Jakarta Biennale. Â "Kami mengundang 20 kolektif dan entitas seni di Jakarta yang tergabung di Majeis Jakarta," ujar Aldi selaku penyelenggara acara di bagian program publik.Â
Acara ini juga dimeriahkan oleh para seniman tanah air. Diantaranya RajutKejut, Setali Indonesia, PannaFoto Institute, TrotoART, Jakarta Wasted Artists, Asosiasi Pematung Indonesia -- Jakarta, Serrum ArtHandling, Galeri Saku Kolektif, Girls Pay the Bills, Sekolah Sablon Indonesia, Sanggar Anak Akar.Â
"Kemeriahan Jakarta Biennale 2024 dibingkai dalam konsep "lumbung," yang dapat diinterpretasikan sebagai wadah, tempat semua sumber daya yang dimiliki oleh kolektif/kelompok maupun individu disimpan dan dikelola bersama," lanjutnya.Â
Dalam Jakarta Biennale 2024, Majelis Jakarta berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk di antaranya para kurator dan seniman asal Taiwan. Mereka bekerjasama dalam satu bingkai kuratorial di bawah arahan kurator asal Taiwan, Sandy Hsuchiu Lo, dalam program bertajuk Topography of Mirror Cities.
"Dalam bingkai kuratorial ini, mereka menarik hubungan antara enam kota di enam negara di Asia Tenggara untuk membayangkan bersama gagasan tentang kota yang layak huni dan menyenangkan," lanjut Aldi kembali.Â
Dan tidak hanya itu saja, Â Majelis Jakarta juga berkolaborasi dengan kolektif kolektif seni palestina dalam bingkai kurational bertajuk "Our People Are Our Mountains" yang dijalankan dalam bentuk instruksi jarak jauh.Â
"Melalui Our People are Our Mountains, para perupa dan kolektif seni di Palestina melampaui situasi keterbatasan itu dengan mengirimkan gagasan mereka kepada Majelis Jakarta dalam bentuk instruksi yang kemudian dipresentasikan di Jakarta Biennale 2024." lanjutnya.Â
Turut hadir para perupa dan kolektif seni di Palestina dalam Our People are Our Mountains adalah Noor Abed, Zeynep Kayan, Adel Al Taweel, Al-Wah'at Collective (Areej Ashhab, Gabriella Demczuk and Ailo Ribas), Dalia Taha, Essa Grayeb, Om Sulaiman Farm (Yara Dowani), Sakeb, Isshaq Albarbary, Mohamed Abdelkarim, Nadir Bouhmouch, Noor Abuarafeh, Reading Vigil for Palestine, Sky Hopinka, Suneil Sanzgiri, Marina Chirstodoulidou.Â
Salah satu pengunjung, Raindra sangat terhibur dengan acara ini. "Saya ssangat terhibur dengan adanya pameran ini. Karena ada salah satu karya seni yang benar benar Relate dengan kehidupan saya," ujarnya.Â
Pameran ini dapat berlangsung hingga 15 november 2024 dan diharapkan dapat menarik perhatian lebih banyak pengunjung, serta memberikan dampak positif bagi perkembangan seni di indonesia.Â