Mohon tunggu...
Adri eL Pian
Adri eL Pian Mohon Tunggu... Rakyat Sipil -

Kadang, sesuatu yg kita anggap benar, justru menyembunyikan kebenaran itu sendiri,, #Bismillah.. www.291blogs.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tingkatkan Ekonomi Daerah, Stop Jual Murah Tanah Sawah

7 September 2017   11:24 Diperbarui: 7 September 2017   15:36 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cendananews.com

Pada era pertumbuhan ekonomi saat ini, investasi asing dan pihak swasta masuki daerah-daerah tertinggal. dalih ingin mengembangkan pendapatan ekonomi daerah, yang ada justru membayar murah seluruh aspek sosial yang ada. tenaga kerja lokal dihargai murah, tapi tenaga asing dan swasta melangit. tanah sawah dihargai murah, berganti menjadi property tak berguna bagi masyarakat sekitar.

di kabupaten bekasi, 100 Ha per-tahun lahan sawah berubah menjadi perumahan, sedangkan kabupaten bekasi sampai 2017 ini belum juga menetapkan lahan sawah abadi. tidak hanya itu, jalur hijau kabupaten bekasi pun ludes diborong untuk perusahaan property.

meskipun pemetaan lahan sawah dan lahan permukiman sudah diupayakan oleh pemerintah, akan tetapi perusahaan property nekat membeli lahan-lahan tersebut, dengan dalih agar ada perubahan alur pemetaan di kabupaten bekasi.

Di daerah tambun utara dan babelan saja misalnya, ratusan hektar lahan sawah telah berubah menjadi perumahan, tidak sedikit rumah yang tidak laku terjual, karena kondisi bangunan yang rapuh, dan dikerjakan asal-asalan. lihat saja di daerah sriamur, pisangan, babelan dan gabus, yang tadinya merupakan lahan sawah, kini menjadi perumahan yang tidak terlalu siginifikan membantu ekonomi warga setempat.

hilangnya sawah di kabupaten bekasi yang kemudian berubah menjadi perumahan, merupakan bukti ketidaktegasan pemerintah dalam mengelola dan menentukan pemetaan dan fungsi lahan di kabupaten bekasi. dari tahun 2015 hingga 2017, anggaran belanja barang dan jasa dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan Pemkab Bekasi telah menghabiskan dana hinga 150M, padahal daftar belanja gaji pegawai dinas tersebut rata-rata per tahun mencapai 6,2 M, dan menghabiskan anggaran belanja modal pertahun mencapai sebesar 230M. dengan dana sebesar itu, apa yang berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat tani, jika lahan pertanian mereka hilang menjadi rumah yang mereka sendiri tak perlu untuk membelinya.

ini penting untuk dikaji, jika pembangunan perumahan tersebut untuk mendorong ekonomi lokal, yang telihat di lapangan justru tidak demikian, karena, banyaknya perumahan yang tumbuh, tidak meningkatkan pendapatan petanian, perkebunan, dan kehutanan, melainkan tumbuhnya minimarket-minimarket scara bebas. masyarakat lokal yang menjadi karyawan dari minimarket tersebut hanya sebatas kasir dan pramuniaga, bahkan tidak jarang yang menjadi OB, top manajemen tetaplah berasal dari luar daerah tersebut. 

maka penting bagi daerah agrikultur untuk menjaga lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. karena jika kita ingin membangun daerah ekonomi dengan potensi hasil perkebunan, pertanian, dan kehutanan, tidak sedikit penghasilan yang bisa dipanen. hanya saja, pemerintah harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan para petani, dan pengebun, serta menggali hasil hutan untuk dipasarkan, diolah menjadi komoditas yang siap jual. sehingga, anggaran besar yang dikeluarkan pemerintah dapat dirasakan kehadirannya bagi masyarakat pertanian, pekebunan dan perhutanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun