Mohon tunggu...
Adrea Retha
Adrea Retha Mohon Tunggu... -

Pemerhati dan Inspirasional.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Indonesia, Tata Letak dan Kebijakan yang Terabaikan!

20 Februari 2011   05:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:26 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).[5] Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,[6] Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India."

"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia/Oceania. Posisi strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia menjadi1.9 juta mil persegi,

Lima pulau besar di Indonesia adalah : Sumatera dengan luas 473.606 km persegi, Jawa dengan luas 132.107 km persegi, Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia) dengan luas 539.460 km persegi, Sulawesi dengan luas 189.216 km persegi, dan Papua dengan luas 421.981 km persegi."

Mengutip dari berbagai sumber tentang Indonesia, tidak lengkap rasanya bila kita tidak mencoba membahas aneka ragam Budaya, Lingkungan, dan Karakteristik kebijakan Pemerintahnya.

Secara ragam Budaya dan Lingkungan beberapa objek Wisata yang kaya dan luar biasa dapat kita lihat seperti di Bali,  Toraja-Sulawesi Selatan, Bukit tinggi-Sumatera Barat, Bunaken-Sulawesi Utara, dan Tempat lainnya.

12981736502016789747
12981736502016789747

12981739491253065860
12981739491253065860

1298174848386302515
1298174848386302515

1298174609795141695
1298174609795141695

Di balik keindahan, tentu beragam masalah pun muncul pada Negeri ini. Sebagai Warga Negara Indonesia, kita prihatin dan perlu mengangkat isu yang menimpa negara ini. Hal yang perlu untuk diangkat adalah tata letak!

Dari beragam Keindahan yang ada, bila dikaitkan dengan segudang masalah tentu tidak seimbang... seakan terlalu banyak masalah di Negeri ini. Mulai dari Lembaga Eksekutif yang berprinsip Ekonomi dalam pembangunan dan selalu mengadopsi budaya sistem peningkatan kinerja yang tidak dibarengi Kematangan Studi Kelayakan, Studi Kesesuaian dan Kesiapan Potensi/ Kompetensi Pegawai Negeri dan Aparatur Pemerintahannya sampai kepada Kelatahan Pemerintahnya sendiri dalam menerapkan sistem yang diadopsi dari berbagai negara...

Rasanya Negara ini seperti kelinci percobaan sekelompok elit... Semua Kebijakan yang dilahirkan belum tentu matang dalam perencanaannya. Yang anehnya, dagelan politik heboh seakan tidak pernah berhenti diperagakan oleh pihak Legislatif yang notabene wakil rakyat, kerjanya debat dan selalu berujung pada ketidak pastian...

Yudikatif, sebagai kepastian hukum di Negara ini tentu harusnya menciptakan trobosan... alhasil hanya mengikuti Eksekutif dan Ketidakpastian Legislatif. Dan Endingnya adalah Suatu yang tidak pernah pasti di negara ini.

Pantas saja, bila kita sebagai orang yang serius dan sekalipun taat pada aturan di negara ini, ujungnya bisa senewen sendirian. Karena di negara ini segala macam aturan dibuat hanya untuk memenuhi dan menarik Wisatawan, Investor, dan pihak-pihak yang dianggap mampu menyalurkan Uang dan Uang bagi pembangunan bangsa ini. Di sisi lain Aturan itu sendiri BELUM TENTU DIPATUHI oleh Warga Negara Indonesia sendiri.

lihatlah foto-foto berikut ini :

1298176206321331059
1298176206321331059

12981756991560888195
12981756991560888195
1298175812403179438
1298175812403179438

alangkah bangganya bangsa ini membangun Perumahan dan Apartemen namun menggusur beberapa lahan potensial yang seharusnya bisa digunakan tingkat kesuburan tanahnya untuk Sumber Daya Alam.

Kembali pada Tema Penghijauan. Dewasa ini, dinding pembatas antara Kota-Kota Besar (Ibukota Indonesia dan Ibukota Provinsi) serta kota-kota di seluruh wilayah tanah air sudah tidak ada lagi atau dengan kata lain "there is no wall between City and vilage. Yang ada hanya bagaimana Ekonomi dapat terus tumbuh, Investor besar masuk, Pariwisata meningkat dan Pemasukkan Negara Terus masuk.

BIG QUESTION?

Sejauh ini, sadarkah kita bahwa Cadangan Devisa dan Pendapatan yang masuk dari Pajak ini dan Pajak itu sudah luar biasa besarnya??? jawaban: YA, PASTI semua menyadarinya bahwa potensi Pemasukkan Uang Negara sampai Februari 2011 ini Luar Biasa BESAR!

Namun, mengapa bangsa ini tetap belum mampu membuat rakyatnya makmur??? dan mengapa konsep pembangunan negara ini seakan kacau(tidak punya orientasi jelas)???

Para ahli yang duduk di sana pun kalau dikasih pertanyaan seperti ini paling hanya tersenyum... dan bagi para bawahan, jawaban mereka hanya tergantung atasannya...

Ulasannya: Pegawai Negeri Sipi, TNI/Polri, aparatur lainnya, Gajinya perkapita masih kecil!

Kesehatan Pegawai Negeri Sipil belum sepenuhnya terjamin! Askes hanya omong kosong(realisasnya yang berbelit dan cover biayanya yang SANGAT MINIM, kecuali untuk PEJABAT eselon I)!

Kemakmuran Negara dapat juga diukur dari kesejahteraan PNSnya. Dan konsep remunerasi pun masih dibilang prematur dalam penerapannya, karena Hanya DUIT yang dijadikan tolak ukur BUKAN Kinerjanya...

KEMBALI PADA PENGHIJAUAN.

Bangganya negeri ini dibangun oleh para investor adalah momok buruknya birokrasi pemerintah. Coba cek, di beberapa proyek, masih ada double anggaran yaitu sebuah proyek yang tetap dianggarkan oleh sumber dana APBN / APBD tetapi realisasinya yang membangun adalah dana INVESTOR asing atau HIBAH atau apapun jenis bantuan ASING lainnya.

Penghijauan seakan hanya retorika bila yang membangun bukan anak bangsa dan biayanya murni asing. Negara seakan bangga dengan bantuan asing dan sangat tergantung dengan asing.

Pemanfaatan Lahan yang kurang optimal pun terkadang menjadi masalah sendiri. Lahan yang harusnya Subur dan dapat dioptimalkan untuk Kepentingan Pertanian  malah di BULDOSER untuk Perumahan bahkan Apartemen. Yang bodohnya, Coba TENGOKLAH Pusdiklat dan Banguan Pemerintah lainnya yang lokasinya tersebar di Puncak dan sekitar Danau Lido.

Apakah maksud Pemerintah dalam Penghijauan melalui proyek Penenaman seribu pohon dan lainnya hanya bualan semata???

Jawabannya bila kita lihat di lapangan : YA.. itu semua hanya memenuhi prasyarat Partisipasi di Lembaga Dunia yaitu untuk mendapat predikat Negara yang Hijau dan Pemerintah yang Memerhatikan isu Global Warming.

Tujuannya tidak lain adalah...  AGAR INVESTOR DAPAT MASUK.

Investor tentu orang asing yang melihat Indonesia dari luar, dengan partisipasi Indonesia dalam isu Global Warming melalui serangkaian Program tadi pasti orang asing akan masuk.

Kita tidak menyalahkan orang asing, Orang Asing masuk karena melihat FATAMORGANA Indah nya sebuah sistem Penghijauan yang dicanangkan Oleh Pemerintah sebagai Eksekutif, dan Lembaga Yudikatif dan Legislatif lainnya. Namun, dibalik itu semua Tujuannya adalah UANG MASUK.

Para investor asing tentunya lebih tau banyak tentang pemanfaatan lingkungan, namun dengan legalitas yang diusung oleh Lembaga Eksekutif, Lembaga Yudikatif dan Lembaga Legislatif membuat Investor tutup mata dan akhirnya Pengijauan hanya menjadi SEBUAH TANDA TANYA BESAR.

Lihatlah foto berikut :

1298177874547152332
1298177874547152332

1298178329807602401
1298178329807602401

12981785471070292009
12981785471070292009

Betapa Okupasi lahan menjadi-jadi dan dijadikan Kebanggaan Bagi Bangsa ini karena Uang MASUK!

Pertanyaan??? MASUK KEMANA UANG INI???

IRONIS! dan KEJAM! tengoklah rakyat yang ada di sekitar Pertambangan(minning) ini. mereka tidak kaya tidak juga berubah gaya hidupnya!

HAYO! setelah melihat ini semua, masihkah ada Hati di Ibu Pertiwi ini???

mengulas panjang lebar, Penulis ingin menggugah.. tapi bagaimana cara merubah Lembaga Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif agar menyadari bahwa LAGU INDONESIA RAYA bukan hanya CEMOOHAN PARA PNSnya dan aparatur pemerintahnya sendiri melainkan SEPENUHNYA TUJUAN BANGSA INI TERCAPAI sesuai 5(lima) Pilar dasar Negara :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

SEMOGA TULISAN INI MAMPU MEMBANTU INDONESIA NEGARA YANG BERAGAM BUDAYA MENJADI BANGSA YANG ADIL, MAKMUR DAN BERPIHAK PADA RAKYATNYA sesuai dasar negaranya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun