B. Penyebab Bullying Pada Anak Usia Dini
Menurut Andrew dkk (dalam Lestari 2016: 16 ) mengatakan bullying terjadi akibat faktor lingkungan keluarga, sekolah, media massa, budaya dan peer group. Bullying juga muncul oleh adanya pengaruh situasi politik dan ekonomi yang koruptif.
1. Keluarga, keluarga menjadi faktor penyebab anak melakukan bullying, orang tua yang melakukan kekerasan memicu untuk anak menirunya. Dengan anak melihat perbuatan orang tua mereka membuat mereka ingin melakukan hal yang sama kepada teman-temannya.
2. Sekolah, bullying dapat terjadi disekolah jika pengawasan dan bimbingan tidak dilakukan dengan semestinya disekolah. Anak-anak yang melakukan bullying disekolah hendaknya ditindak lanjuti dengan serius dengan memberikan pengawasan dan bimbingan.
3. Media massa, media massa atau internet memberikan dampak yang cukup serius bagi anak yang melakukan bullying, tontonan yang dilihat oleh anak seperti adegan kekerasan membuat anak-anak meniru dan bangga atau keren karena telah meniru hal tersebut.
4. Budaya, budaya menjadi salah satu pemicu munculnya perilaku bullying. Suasana politik yang kacau dapat membuat anak menjadi depresi, stess, dan arogan sehingga mereka meluapkannya kepada teman-temannya maupun orang sekitarnya.
5. Teman sebaya, sekelompok teman sebaya dapat mempenggaruhi seorang anak untuk melakukan bullying. Anak-anak yang melakukan bullying untuk membuktikan kepada teman sebayanya agar dapat diterima oleh kelompok tersebut.
C. Akibat Bullying Pada Anak Usia Dini
Bullying akan memberikan pengaruh yang sangat merugikan, tidak hanya itu saja bagi korban tetapi juga bagi pelaku. Menurut Coloroso, pelaku bullying akan terjebak dalam peran yang mengganggu, mereka tidak bisa mengembangkan hubungan yang sehat, kurang mahir melihat sesuatu dari perspektif lain, kurang empati, dan menganggap itu dia kuat dan disukai sehingga dia bisa mempengaruhi pola sosial kehidupan sosial masa depan. Sedangkan dampak negatif bagi korban adalah akan timbul perasaan tertekan dan marah. Mereka marah pada diri mereka sendiri, pengganggu, orang-orang orang dewasa dan orang-orang di sekitar mereka karena mereka tidak bisa atau tidak mau bantu dia.
Hal ini kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademik korban. Mereka mungkin akan mundur lebih jauh ke dalam pengasingan karena tidak mampu mengendalikan hidupnya dengan cara-cara yang ada konstruktif. Korban bullying cenderung merasa takut, cemas, dan memiliki harga diri lebih rendah dari pada anak-anak yang bukan korban bullying. Duncan juga menyatakan bila dibandingkan dengan anak yang tidak menjadi korban bullying, korban bullying akan memiliki harga diri yang rendah, harga diri rendah, penilaian diri yang buruk, tingkat depresi yang tinggi, kecemasan, ketidakmampuan, hipersensitivitas, perasaan tidak aman, panik dan kegugupan di sekolah, konsentrasi terganggu, penolakan oleh kolega atau teman, menghindari interaksi sosial, lebih tertutup, memiliki sedikit teman, terisolasi, dan merasa kesepian.
D. Fungsi Sosialisasi Dalam Pencegahan Bullying Anak Usia Dini